Lingkarjateng.id – Masa emas terjadi pada usia dini dimana anak mulai mengembangkan kemampuan sosial. Keterampilan sosial anak ini perlu menjadi perhatian orang tua karena akan membantu individu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang di sekitarnya baik secara verbal maupun nonverbal.
Meningkatkan kemampuan sosial anak sangat penting di tengah gempuran zaman yang serba digital. Orang tua dapat menstimulasi keterampilan sosial anak melalui permainan tradisional yang dilakukan secara berkelompok. Melalui interaksi dengan teman atau keluarga saat bermain, anak-anak dapat belajar tentang kerjasama, empati, komunikasi, dan banyak keterampilan sosial lainnya.
Berikut ini ide permainan tradisional yang cocok untuk meningkatkan keterampilan sosial anak, yuk disimak:
1.Congklak
Congklak adalah permainan tradisional Indonesia yang melibatkan dua pemain. Selain mengasah keterampilan berhitung, permainan ini juga mengajarkan anak tentang berbagi, berkomunikasi, dan mengambil giliran secara adil.
2. Bentengan
Permainan bentengan melibatkan sekelompok anak yang terbagi menjadi dua tim. Mereka harus berkoordinasi untuk menangkap anggota tim lawan tanpa menyentuh garis yang menjadi “benteng.” Permainan ini mendorong anak untuk membangun kerjasama dan strategi tim.
3. Engklek
Engklek adalah permainan tradisional Jawa yang melibatkan lompat-lompatan pada pola kotak-kotak yang digambar di tanah. Anak-anak belajar untuk berkomunikasi dengan teman mereka saat menentukan aturan dan mengambil giliran.
4. Gobak Sodor
Permainan tradisional yang juga bagus untuk mengembangkan kecakapan sosial anak adalah gobak sodor. Permainan ini melibatkan dua kelompok yang berusaha menangkap anggota kelompok lawan. Anak-anak harus bekerja sama untuk melindungi anggota kelompok mereka dan menemukan cara untuk melewati garis pertahanan lawan.
5. Panjat Pinang
Panjat pinang adalah permainan yang biasanya dimainkan saat perayaan tradisional. Anak-anak harus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mencapai puncak pohon pinang yang dilumuri minyak.
6. Main Layang-Layang
Bermain layang-layang membutuhkan kerjasama antara anak-anak untuk meluncurkan dan mengendalikan layang-layang. Ini mengajarkan tentang koordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
7. Batu Seremban
Permainan ini melibatkan melemparkan dan menangkap kantong yang diisi dengan biji atau kerikil. Anak-anak belajar tentang konsentrasi, koordinasi mata-tangan, dan bagaimana bermain dengan baik dalam kelompok.
8. Petak Umpet
Permainan ini melibatkan satu orang yang menjadi “tukang petak umpet” dan yang lainnya bersembunyi. Ini mengajarkan tentang strategi, komunikasi diam-diam, dan interaksi sosial saat mencari teman yang bersembunyi.
Dengan memainkan permainan tradisional ini, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai sosial penting sambil bersenang-senang. Selain itu, mereka juga dapat memahami pentingnya bekerja dalam tim, menghargai peran masing-masing, dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang akan bermanfaat dalam kehidupan mereka kelak. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)