Oleh : Aulia Rufaida, S.Pd, Guru SMK Negeri 2 Cilacap Jawa Tengah
Tindakan bullying tentu menjadi hal yang sering kita dengar akhir akhir ini, bahkan tidak jarang terjadi di lingkungan sekitar kita. Bullying sendiri adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya berate kuat dalam ukuran fisik tapi bisa juga kuat secara mental.
Istilah bullying diilhami dari kata bull ( bahasa Inggris) yang berati “banteng” yang suka menanduk. Pihak pelaku bullying biasa di sebut bully.Bentuk perilaku bullying dapat berupa fisik, non fisik ataupun secara verbal, dan secara mental/psikologis. Bahkan tindakan bullying sekarang ini juga marak di lakukan secara virtual atau melalui internet seperti media sosial yang di namakan cyber bullying, banyak orang meyalahgunakan kebebasan berpendapat justru sebagai ajang mengomentari dengan kalimat yang saling menjatuhkan atau menjelekan.
Menurut Duane Alexander, M.D., Direktur Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia atau Nation Institute for Children and Human Development (NICHD) di Amerika Serikat, menjelaskan “Bullying adalah masalah kesehatan publik yang patut mendapat perhatian. Orang orang yang menjadi korban bullying semasa kecil, kemungkinan besar akan menderita depresi dan kurang percaya diri dalam masa dewasa. Sementara pada pelaku bullying, kemungkinan akan terlibat alam tindak criminal di kemudian hari”
Tindak kekerasan/bullying dapat terjadi dan di lakukan dimanapun, baik dalam lingkungan sosial, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, bahkan paling sering terjadi di lingkungan sekolah. Tidak dapat dipungkiri kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah selalu terjadi baik itu kekerasan secara fisik, verbal, maupun secara psikis. Dari sekedar ejekan, cemohan, memberikan panggilan julukan, bahkan tidak jarang menjurus kepada kekerasan fisik seperti memukul, menendang, melukai, mungkin terkesan sepele bagi para pelaku dan beberapa masih di anggap wajar. Namun, pada kenyataannya hal hal tersebut dapat menyebabkan dampak psikologis serius bagi anak.
Efek dari Tindakan bullying sendiri tidak main main, banyak siswa yang memilih diam dan memendam akibat dari perilaku tersebut, ada yang memilih untuk tidak masuk sekolah, ada yang berani melaporkan kepada guru/orang tua, tapi tidak sedikit yang memilih menyerah dengan mengakhiri hidup mereka karena tidak sanggup dengan tindakan bullying yang mereka terima.
Maraknya kasus bullying di lingkungan sekolah tentunya sudah bukan lagi menjadi hal biasa yang harus di biarkan. Sekolah yang semestinya memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik untuk menimbah ilmu serta membantu dalam pembentukan karakter pribadi yang positif ternyata malah menjadi tempat tumbuhnya praktik-praktik kekerasan atau yang biasa disebut dengan bullying. Seluruh pihak baik kepala sekolah, bapak/ibu guru, karyawan, dan orang tua harus turut berperan serta dalam melakukan berbagai pencegahan tindakan bullying.
Sebagai salah satu bentuk pencegahan yang dapat di lakukan adalah dengan melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling mengenai tindakan bullying oleh guru BK. Pemberian materi dapat di lakukan melalui layanan klasikal yang dapat berisi materi mengenai tindakan bullying , berbagai bentuk perilakunya, dampak-dampaknya, dan apa yang harus di lakukan jika menjadi korban bullying. Hal-hal tersebut merupakan salah satu usaha preventive dalam mencegah tindakan bullying dan meningkatkan kesadaran para siswa mengenai bahaya perilaku bullying. Sebagai fungsi kuratif, layanan konseling individu, konseling kelompok, dapat juga di berikan bagi siswa yang menjadi korban bullying atau mengalami masalah terkait bullying. Layanan bimbingan dan konseling tersebut juga dapat di bantu dan di dukung dengan penggunaan berbagai sarana media, baik cetak maupun non cetak. Pemilihan media didasarkan atas kontribusinya terhadap layanan bimbingan dan konseling bukan hanya didasarkan pada kemudahan dalam penggunaanya. Media tidak sekedar dipilih karena mudah dan praktis untuk dimanfaatkan, namun dilihat terhadap pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling, relevansi dengan materi atau konten layanan bimbingan dan konseling, merupakan beberapa pertimbangan yang penting dalam memilih media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pemberian layanan bimbingan konseling, adalah poster.
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran, atau ide-ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi tersebut. Penggunaan poster dalam layanan bimbingan konseling, sudah lama di gunakan untuk membantu agar informasi ataupun pesan yang akan di sampaikan dapat dengan mudah di terima oleh pembacanya. Poster dapat digunakan untuk menstimulasi minat siswa tentang topik baru, mengembangkan kemampuan sosial, menyampaikan suatu kejadian khusus, memotivasi siswa, dan mendorong siswa untuk belajar lebih efektif. Penggunaan poster, yang di pajang di papan bimbingan maupun di sudut sudut sekolah dapat menjangkau seluruh siswa agar tetap mendapat bimbingan.
Penggunaan poster dengan tema anti bullying, tentunya dapat menjadi salah satu usaha untuk mencegah tindakan bullying. Bentuk poster yang menarik, dan informatif, dengan penempatan di berbagai sudut sekolah, tentunya akan membuat siswa tertarik untuk melihat dan membaca isi pesan dari poster tersebut. Poster juga dapat berbentuk seruan atau slogan slogan anti bullying dimana didalamnya terdapat ajakan untuk menjauhi tindakan bullying.
Pemilihan poster sebagai media bimbingan dan konseling untuk mencegah tindakan bullying juga digunakan agar para siswa mengetahui apa saja bentuk perilaku bullying, apakah di lingkungan sekitar mereka terdapat tindakan bullying yang tidak di sadari, serta agar para siswa mengetahui apa yang harus mereka lakukan sebagai korban bullying
Harapanya setelah siswa membaca informasi di poster tesebut siswa akan lebih aware dan perdui mengenai tindakan bullying di sekitar mereka, sehingga tidak ada lagi tindakan perilaku bullying dan sekolah dapat menjadi tempat yang aman bagi para siswa untuk mencari ilmu.
Daftar Pustaka :
- Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikakan (KTSP). (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 317-318
- Sunawan, Ph.D. 2019. Modul 2 Materi Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling. Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
- Tim Yayasan Semai Jiwa Amini. 2008. Bullying: mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Indonesia: PT.Grasindo
- Tim Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Tanpa tahun. Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Mengah. Jakarta: Grasindo.