*Oleh: Suri Wahyuni, S.Pd., Guru DPIB SMK Negeri 2 Cilacap
SEBAGAI pendidik kita dituntut untuk mempunyai ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam proses mengajar. Maka dari itu, beberapa pendidik mulai menerapkan model maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mayoritas pembelajaran yaitu pembelajaran praktek, dimana sebagai pendidik kita harus tahu betul model yang efektif digunakan saat pembelajaran praktek. Salah satu model pembelajaran yang efektif pendidik terapkan saat pembelajaran praktek adalah model pembelajaran Project Based Learning atau sering dikenal dengan PjBL.
Model Project Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, yang memiliki banyak kelebihan, diantaranya PjBL mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik, meningkatkan keterampilan peserta didik, mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi pada kelompok kerja kooperatif, memberi kesempatan peserta didik dalam mengorganisasi proyek (Wena, 2009).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita simpulkan kelebihan dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran praktek adalah dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dapat memberikan peserta didik pembelajaran dan praktek dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Namun disisi lain model Project Based Learning juga memiliki berbagai kelemahan diantaranya, membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah, ada beberapa peserta didik yang masih terbiasa dengan metode atau model pembelajaran yang sebelumnya di terapkan guru seperti ceramah dan diskusi sehingga beberapa siswa tidak terlibat aktif dalam kelompoknya.
Penerapan awal dari model pembelajaran Project Based Learning pada pembelajaran praktek adalah dengan penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question) dimana pendidik memancing peserta didik untuk bertanya yang relevan dengan materi yang sudah disampaikan oleh pendidik. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan sebelum pendidik yang menjawab.
Selanjutnya adalah desain perencanaan proyek (design project) dimana peserta didik berkelompok dan berdiskusi mengenai tugas proyek yang telah diberikan. Saat menyusun jadwal (create schedule), pendidik bersama peserta didik membuat jadwal penyelesaian tugas tersebut kemudian pendidik memonitoring setiap kelompok dan memantau perkembangan tugas proyek yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Setelah waktu pengerjaan berakhir, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil proyek untuk ditanggapi oleh peserta didik lain dan pendidik. Pada akhir pembelajaran peserta didik dibimbing oleh pendidik untuk membuat kesimpulan atau evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Daftar Pustaka :
Wahyu, R. (2016). Implementasi Model Project Based Learning (PjBL) Ditinjau dari Penerapan Kurikulum 2013. Jurnal Tecnoscienza, 1(1), 49-62