*Oleh: Nurjanah, Guru BK SMA Negeri 1 Banjarharjo
PANDEMI Covid-19 telah memiliki dampak besar pada sekolah dan pendidikan dan mengubah cara kita belajar dan mengajar, dengan banyak sekolah dan universitas yang mengimplementasikan pembelajaran jarak jauh sebagai solusi untuk mencegah penyebaran virus. Namun, dengan kembalinya siswa ke kelas secara bertahap, penting untuk memastikan bahwa kedisiplinan siswa tetap dijaga agar pembelajaran tetap efektif, dikarenakan selama pembelajaran daring beberapa siswa mungkin mengalamai kesulitan untuk fokus dan disiplin
Menurut Tulus Tu’u (2010:30) menyatakan bahwa disiplin merupakan kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu yang berupa tata tertib dan perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.
Salah satu cara untuk menjaga kedisiplinan siswa adalah dengan memberikan peraturan yang jelas dan konsisten. Ini termasuk memberikan tata tertib kelas yang diterima secara universal dan menegakkan konsekuensi yang sesuai jika peraturan dilanggar. Selain itu, penting untuk membuat siswa merasa bahwa mereka dihargai dan diakui sebagai individu, dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan menghormati. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Nurjanah,Alif dan Mauliyana dalam jurnalnya yakni terdapat urgensi penguatan karakter disiplin peserta didik pada masa pasca pandemi COVID-19. Penguatan karakter disiplin ini dapat dicapai dengan pemberian reward and punishment. Guru sebagai mediator Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak hanya memberikan reward atas kedisiplinan namun juga perlu adanya ketegasan dari guru terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik.
Selain punishment dan reward, dalam mengembangkan disiplin anak juga dilakukan langkah-langkah.
- Anak dibiasakan melakukan sesuatu dengan baik, tertib dan tertur, misalnya berpakaian rapi, keluar masuk kelas harus hormat guru, harus memberi salam dan lain sebagainya.
- dengan Contoh Dan Teladan Dengan tauladan yang baik atau uswatun hasanah, karena murid akan mengikuti apa yang mereka lihat pada guru, jadi guru sebagai panutan murid untuk itu guru harus menjadi contoh yang baik
- Dengan Penyadaran Kewajiban bagi para guru untuk memberikan penjelasan-penjelasan, alasan-alasan yang masuk akal atau dapat diterima oleh anak. Sehingga dengan demikian timbul kesadaran anak tentang adanya perintah-perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yang harus ditinggalkan
- Dengan Pengawasan Atau Kontrol Bahwa kepatuhan anak atau tata tertib mengenal juga naik turun, dimana hal tersebut disebabkan oleh adanya situasi tertentu yang mempengaruhi terhadap anak. Adanya anak yang menyeleweng atau tidak mematuhi peraturan maka perlu adanya pengawasan atau kontrol yang itensif terhadap situasi yang tidak diinginkan akibat akan menginginkan keseluruhan.
Meningkatkan kedisiplinan siswa juga dapat dicapai dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional. Ini termasuk memberikan pendidikan karakter, mengajarkan keterampilan komunikasi yang efektif, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mengatasi stres dan emosi negatif.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Phillippa Laly yang dipublikasikan oleh European Journal of Social Psychology menyebut bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membuat kebiasaan baru adalah antara 21-66 hari. Oleh karena itu maka dalam rentang waktu tersebut intervensi mengenai penguatan karakter disiplin harus secara konsisten diterapkan. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa siswa dapat belajar dengan efektif dan mencapai potensi mereka sepenuhnya.
Daftar Pustaka
- Nurjannah, Alif Muhammad Zakaria2 , Mauliyana Rachmat3.jurnal dinamika. Penguatan Karakter Disiplin Siswa Pasca Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Secang). 2022
- Tu’u, T. 2010. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Grasindo, Anggota Ikapi.
- Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983,hlm 670.