Oleh: Nur Etina Asaroh, S.Pd., SDN 01 Kreyo Cibuyur, Kabupaten Pemalang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di Sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat diajukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain lain aspek yang ada pada individu yang belajar (Sudjana,2000).
Pelaksanaan pembelajaran yang monoton berarti pembelajaran yang dilakukan begitu saja tanpa adanya hal yang berbeda dari cara penyampaian materinya. Pembelajaran monoton juga merupakan pembelajaran yang membuat siswa menjadi tidak aktif dan merasa jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga membuat proses pembelajaran tidak baik dan hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan berdampak juga pada hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran IPA guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan materi pelajaran. Hal ini dimaksud agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal serta mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kurikulum 2013 menuntut hasil belajar yang begitu lengkap dan baik, yakni hasil belajar pengetahuan dan ketrampilan. Penerapan kurikulum 2013 menuntut guru menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Oleh karena itu dibutuhkan model pembelajaran efektif yang baik dan benar untuk membentuk peserta didik dapat belajar mandiri tanpa melupakan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, salah satunya dengan menggunakan model Pembelajaran Tebak Kata. Tebak Kata adalah model pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran tebak kata adalah salah satu model pembelajaran student centered anjuran Kurikulum 2013. Penerapan dalam kegiatan belajar pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran Tematik. Pembelajaran Tematik yaitu pengintegrasian suatu materi dari beberapa muatan pelajaran menjadi suatu tema atau topik pembelajaran sehingga peserta didik akan belajar lebih baik dan bermakna. Peserta didik seringkali merasa bosan dengan pembelajaran Tematik yang terkesan teks book, sehingga motivasi belajar siswa rendah dan hal ini berimbas pula pada rendahnya hasil belajar siswa.
Untuk meningkatkan motivasi siswa, penulis menggunakan model pembelajaran tebak kata dengan menggunakan media kartu.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran. (Djamarah, 1995:135)
Media merupakan alat bantu yang dapat memberikan pengalaman konkrit, tidak membosankan, belajar menjadi menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar serta memiliki daya serap tinggi dalam belajar peserta didik. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa kartu soal dan jawaban.
Adapun penerapan penggunaan model Pembelajaran Tebak Kata dalam pembelajaran yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut:
Langkah-langkah Model pembelajaran tebak kata menurut Suprijono (2015: 150) sebagai berikut:
- Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
- Guru meminta siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
- Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga, di saku baju atau dikalungkan.
- Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban yang tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
- Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu), maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain (memancing) asal jangan langsung memberi tahu jawabannya.
- Dilanjutkan sampai semua siswa mendapat bagian
Berdasarkan pengalaman penulis, penggunaan model pembelajaran Tebak kata dalam pembelajaran terbukti mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.