*Oleh: Erna Puspitasari, S.Pd.Si Guru IPA SMP Negeri 4 Kroya
Pembuatan Artikel ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII G pada hasil PTS 1 tahun pelajaran 2021/2022. Hasil belajar peserta didik pada PTS 1 2021/2022 kelas VIII G berada di bawah KKM atau di bawah nilai 65. Hal ini disebabkan karena pemahaman peserta didik terhadap materi IPA masih rendah. Apalagi ketika materi IPA fisika yang hitungan, mereka menganggap bahwa materi itu lebih sulit. Peserta didik cenderung merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA. Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran masih rendah, mereka lebih memilih diam dan pasif. Ketika pembelajaran, peserta didik belum muncul antusias untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan dalam pembelajaran.
Menurut kajian literatur dan hasil wawancara dengan pakar, guru senior, teman sejawat, hal itu terjadi karena guru dalam kegiatan pembelajaran cenderung lebih senang menggunakan metode konvensional ceramah dimana informasi didominasi oleh guru. Padahal cara pembelajaran yang baik yaitu peserta didik memperoleh pengalaman belajar sebanyak-banyaknya (student centered). Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran diutamakan. Peran guru hanya sebagai fasilisator, mengelola pembelajaran, teman belajar, tutor belajar, dan membimbing peserta didik belajar. Menurut Luh Gde Sri Agustini (2020), kelemahan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) adalah tidak menyentuk ranah dimensi didik itu sendiri serta tidak memberi akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Keadaan demikian menyebabkan pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik hanya bertahan sebentar saja diingatan mereka, sehingga ketika peserta didik dihadapkan pada ujian maupun penilaian harian, peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.
Dengan adanya kondisi tersebut, perlu dilakukan perubahan dalam pembelajaran. Dalam seluruh kegiatan pembelajaran, model dan metode pembelajaran memegang peranan penting. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan hasil belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapka adalah model Inquiri Terbimbing. Model pembelajaran Inquiri Terbimbing dapat dipadukan dengan metode eksperimen. Luh Gde Sri Agustini (2021) dalam penelitiannya mengatakan bahwa inquiri Terbimbing mengajarkan ketrampilan proses dasar yang meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi dan inferensi. Keberhasilan pembelajaran bukan ditentukan sejauh mana peserta didik menguasai materi, akan tetapi sejauh mana mereka menyelidiki dan menemukan sehingga konsep yang tertanam lebih bertahan lama. Menurut Theodora Elisabet Simotupang (2019), metode eksperimen merupakan metode yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran untuk melakukan percobaan sehingga peserta didik tidak hanya mengkhayal tentang suatu kejadian yang ada dalam konsep, akan tetapi mereka sudah membuktikan sendiri mengenai kejadian yang dalam konsep tersebut. Model pembelajaran Inquiri Terbimbing yang dipadukan dengan metode eksprimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah mengembangkan perangkat pembelajaran dan menerapkan pembelajaran yang inovatif model Inquiri Termbing dengan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII G SMP Negeri 4 Kroya tahun pelajaran 2021/2022.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran antara lain melakukan kajian literatur terhadap jurnal maupun buku. Selanjutnya melakukan wawancara terkait model pembelajaran yang inovatif. Kemudian melakukan penerapan perangkat pembelajaran pada kelas VIII G. Selama proses pembelajaran, data hasil belajar peserta didik dikumpulkan. Setelah data terkumpul selanjutnya melakukan analisis data.
Dampak dari pengimplementasian Model pembelajaran Inquiri Terbimbing berbantuan metode Eksperimen pada kelas VIII G SMP Negeri 4 Kroya tahun ajaran 2021/2022 pada materi Tekanan Zat Padat yang dilakukan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu hasil yang dirasakan sangat positif. Perubahan model pembelajaran yang sebelumnya berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada peserta didik mempunyai andil yang besar di dalam proses pembelejaran. Di dalam proses pembelajaran Inquiri Terbimbing, peserta didik menunjukkan keaktifan di dalam proses pembelajaran IPA. Keaktifan peserta didik di dalam proses pembelajaran terdiri dari peserta didik mulai terbiasa bertanya atau menjawab pertanyaan, melakukan eksperimen secara berkelompok, berdiskusi dalam menganalisis hasil percobaan, belajar menemukan konsep sendiri dari pembelajaran, dengan kegiatan menyimpulkan hasil eksperimen, kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Selain itu, peserta didik mulai terbiasa untuk saling berkolaborasi di dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dampak dari peserta didik yang aktif menyebabkan peserta didik lebih memahami materi pelajaran IPA (Fisika). Ketika pemahaman peserta didik menjadi lebih baik maka rata-rata hasil belajar pengetahuan peserta didik berdasarkan hasil pretest dan posttest mengalami peningkatan.
Ketika melakukan pretest, dari jumlah 23 anak, tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan peserta didik yang tuntas KKM ketika melakukan postest adalah 18 peserta didik dan 5 peserta didik tidak mencapai ketuntasan. Selanjutnya berdasarkan uji Gain terhadap rata-rata nilai pretest dan posttest diperoleh gain sebesar 80% atau 0,8 yang menunjukkan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Model pembelajaran Inquiri Terbimbing berbantuan metode eksperimen pada kelas VIII G SMP Negeri 4 Kroya tahun pelajaran 2021/2022 pada materi Tekanan Zat Padat efektif dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA (Fisika) peserta didik.
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah model pembelajaran Inquiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPA (Fisika) peserta didik, kemudian peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan termotivasi belajar di dalam proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
- Juliana, Salfilla. (2018). “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 5 Siak Kecil Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis.” Jurnal PAJAR (Pendidikan dan pengajaran) 2.4.530-539.
- Gde, Sri Agustini Luh.(2022). “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Tentang Pesawat Sederhana Pada Siswa 18 Kelas Viii C Smp N 3 Penebel Tahun Pelajaran 2019/2020.” Majalah Ilmiah Universitas Tabanan 19.1.18-23.
- Simatupang, Theodora Elisabeth. (2019). “Pengaruh Model Pembelajaran Relating-Experiencing-Applying-Cooperating-Transfering (REACT) dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Getaran dan Gelombang di Kelas VIII Semester II SMP Swasta Teladan Medan TP 2019/2020.”