SEMARANG, Lingkarjateng.id – Resah akan timbunan sampah, jadi perkara yang sentimentil bagi Osadhani Rahma Pemila. Gadis asli Tegal itu bahkan mendirikan toko kelontong ramah lingungan yang ia beri nama “Life n Co”.
Osa panggilan akrabnya, adalah salah satu orang yang punya anggapan bahwa sampah adalah masalah terbesar dalam pencemaran lingkungan. Kalau tidak segera ditangani, sampah itu akan punya dampak yang berisiko bagi kehidupan. Ia bahkan membuat lubang biopori di rumahnya sendiri untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.
Keresahan terhadap sampah itu, mendorong Osa untuk membentuk sebuah komunitas bernama “Back In” pada 2020. Back In adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan, termasuk bagaimana pengelolaan sampah.
Optimalisasi Rumah Pompa di Semarang Terganjal Sampah
Di Back In, Osa acapkali melakukan edukasi dan pelatihan mengenai bagaimana mengonsumsi dan memproduksi sampah secara berkelanjutan. Namun, niat mulia Osa dan kawan-kawannya sering kali tidak mulus.
“Kami niatnya baik, agar masyarakat itu tahu bahwa sampah ada juga yang bisa didaur ulang atau juga ada sampah yang cara membuangnya beda. Namun banyak yang membantah atau meragukan,” ujar Osha prihatin.
Tidak cukup dengan membuat sebuah komunitas, Osha pada April 2020 membuat sebuah toko kelontong yang punya visi tidak jauh beda dengan komunitasnya. Toko kelontong yang sekaligus mengampanyekan pengelolaan sampah itu bernama “Life n Co”. Lokasi Life n Co berada di Jalan Bendo nomor 19 Banyumanik, Semarang.
Total Sampah Harian di Pati Capai 80 Ton
Lewat Life n Co ini, Osha menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga tanpa menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Beli apa pun itu, entah beras atau rempah-rempah tidak ada yang dibungkus menggunakan plastik sekali pakai.
“Biasanya mereka pakai wadah sendiri dari rumah. Mereka beli sesuai kebutuhan, bukan kemauan, jadi bisa menyesuaikan dengan wadah yang digunakan,” ungkapnya.
Lebih jauh dari itu, Life n Co tidak hanya menjual saja, namun juga punya Drop Box Sampah untuk menampung sampah yang disetorkan oleh pelanggan. Dari sampah-sampah yang sudah dikumpulkan di drop box itu, Life n Co akan membantu mendaur ulang.
“Kalau kami tidak bisa mendaur ulang, ya kami akan minta bantuan komunitas lain agar sampah yang disetorkan kepada kami itu jadi barang yang bermanfaat,” ucapnya. (Lingkar Network | Dinda Rahmasari – Koran Lingkar Jateng)