Lingkarjateng.id – Awal pandemi Covid-19 membuat sebagian orang memilih berkebun untuk mengisi aktivitas di sela-sela rutinitas work from home. Kegiatan ini menjadi tren di tengah kondisi yang tak mengizinkan masyarakat untuk beraktivitas dengan bebas di ruang publik. Alhasil, animo membeli tanaman dan bunga menjadi tinggi. Namun, hobi menanam ini rupanya tak cukup berhenti hanya pada proses membeli hingga menanam saja melainkan ada langkah perawatan yang harus dilakukan secara kontinyu. Salah satunya rutin menyiram tanaman.
Tahukah kamu, kita tidak bisa asal-asalan menyiram tanaman. Ada waktu dan kondisi tertentu yang harus diketahui agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, tidak kekurangan maupun kelebihan air.
1. Waktu yang tepat untuk menyiram
Waktu terbaik untuk menyiram tanaman adalah dengan mengikuti siklus pertumbuhan tanaman, yaitu di pagi hari saat matahari sudah terbit namun belum terlalu tinggi. Menyiram tanaman di pagi hari akan membantu tanaman bertahan menghadapi panas sinar matahari ketika siang. Dengan begitu, tanaman tidak akan terbakar dan air masih bisa diserap sebelum malam datang
Menyiram tanaman saat sore juga tidak masalah asalkan dilakukan setelah jam empat. Sinar matahari di siang hari mungkin bisa membakar tanaman. Namun, yang tidak boleh dilakukan adalah menyiram tanaman saat malam hari.
Menyiram tanaman saat malam hari justru berkemungkinan merusak tanaman karena air akan diam pada daun dan batang tanaman. Selain itu, tanpa bantuan sinar matahari air pada tanah tidak akan terserap dengan baik. Air yang tidak terserap ini jika dibiarkan justru akan merugikan tanaman karena memicu pertumbuhan jamur di sekitar akar, batang, dan daun.
2. Cek kondisi tanah
Menyiram tanaman tidak sekedar memberikan air pada permukaan tanah di sekitar tanaman. Ternyata ada aturan yang harus diketahui agar pemberian air cukup sesuai jenis tanaman. Sebab beberapa jenis tanaman hanya membutuhkan air sedikit.
Untuk mengetahui kondisi tanaman butuh air yang cukup, kamu bisa mengecek kondisi tanahnya, jika dalam beberapa sentimeter kedalaman tanah terasa kering, maka tanamn tanaman tersebut perlu disiram. Namun, jika area tepat di bawah tanaman masih basah, maka tidak perlu untuk menyiram tanaman.
Saat musim hujan dan musim kemarau pun intensitas penyiraman juga perlu diperhatikan. Saat hujan kerap turun, maka tidak perlu sering menyiram tanaman. Sebaliknya, saat kemarau kamu mungkin perlu menyiram dengan frekuensi lebih sering dalam seminggu.
3. Metode menyiram tanaman
Selain menyiram bagian tanah, terkadang tanaman juga disiram di bagian daun. Cara yang tepat menyiram tanaman adalah di permukaan tanahnya, sebab akar tanaman akan menyerap air yang dibutuhkan. Air yang disiram pada daun tanaman hanya akan jatuh atau menguap. Selain itu menyiram bagian atas atau daun juga bisa menyebabkan tumbuhnya jamur pada tanaman.
Agar tanaman tumbuh dengan sehat, lakukan penyiraman secara mendalam agar tanah benar-benar basah dan air bisa mencapai ujung akar untuk mendorong pertumbuhan akar ke bawah. Kamu tidak perlu menyiram tanaman setiap hari namun dengan sedikit air, melainkan cukup satu hingga dua minggu sekali namun dengan lebih mendalam.
4. Pahami kondisi tanaman
Sebelum menyiram tanaman, kamu perlu mengecek kondisi tanaman untuk memastikan apakan tanaman itu kurang air atau malah kelebihan air. Perhatikan daun tanaman, jika terlihat layu saat tanahnya kering tandanya tanaman sedang haus dan perlu segera disiram. Namun ketika daun berwarna kuning tapi permukaan tanahnya basah itu berarti tanaman terlalu banyak air. Kondisi tanah yang basah bisa jadi tanda-tanda tanaman ada yang busuk. (Lingkar Network | Ulfa – Lingkarjateng.id)