Lingkarjateng.id – Emosi adalah luapan perasaan atau reaksi terhadap sesuatu atau kejadian tertentu. Emosi biasanya berlangsung spontan dan singkat namun bisa bertahan lama ketika stressor atau pemicu emosi itu terus ada di dalam pikiran. Keadaan emosi ini tidak berdampak baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar, oleh karena itu penting bagi kita untuk bisa melatih mengelola emosi.
Ekspresi marah yang meledak-ledak atau ekspresi kegembiraan yang berlebihan saat menghadapi sesuatu itu bisa berdampak kurang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Saat marah setiap individu memiliki pilihan untuk melontarkan amarah dengan memaki, menyalahkan orang, merendahkan orang lain, atau memilih untuk bertanggungjawab terhadap emosi untuk menunda marah, meredakan emosi.
Menurut peneliti dari Harvard, Jill Bolte Taylor dalam My Stroke of Insight menyebutkan bahwa tubuh akan melepaskan stress hormone ketika seseorang mengalami kejadian memikirkan sesuatu yang membuatnya tersulut emosi. Stress hormone itu akan bertahan di dalam tubuh selama 90 detik, namun bisa bertahan lebih lama. Akan tetapi lingkaran emosional bisa menghilang ketika putaran emosi itu dihentikan. Jika berhasil berhenti sejenak selama 90 detik itu, seseorang akan bisa kembali berpikir sehat.
Artinya dalam mengelola emosi itu memang tidak mudah untuk memutus rantai lingkaran emosional ketika penyebab emosi itu ada di lingkungan sekitar atau ketika dipikirkan secara terus menerus. Inilah yang menyebabkan pentingnya mengelola emosi. Meskipun tidak mudah, mengelola perlu dilatih agar terekspresikan secara wajar dan sehat.
Berikut ini adalah cara yang bisa dipraktikkan untuk melatih mengelola emosi menurut psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Sutarimah Ampuni.
Melihat situasi
Orang yang sudah dalam usia dewasa hendaknya bisa memilah dan memilih untuk mengekspresikan emosi dengan pas. Seseorang perlu mengenali emosi yang dirasakan atau self-awareness. Yaitu sadar apa yang membuat diri kita itu marah, kecewa, atau perasaan lainnya.
Memodifikasi lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi perasaan seseorang. Emosi marah bisa disalurkan dengan hal yang baik yang bisa meredakan pikiran dari hal yang membuat stress. Salah satunya dengan menata ulang kamar agar lebih semangat.
Mengubah diri
Ketika kondisi sekitar tidak lagi memungkinkan untuk diubah, maka pilihan selanjutnya adalah kembali ke diri sendiri. Seseorang bisa mengubah pemikiran terhadap suatu persoalan dengan melihat dari perspektif yang berbeda.
Salah satu caranya dengan menyampaikan kejadian yang membuat emosi itu secara objektif dan mengekspresikan emosi yang dirasakan secara subjektif. Misalnya dengan mengatakan, “Saya kecewa ketika kamu melupakan hari ulang tahunku. Itu membuatku sedih.” Kalimat ini memberikan pandangan berbeda ketika mengekspresikan emosi karena tidak memberikan beban kesalahan kepada lawan bicara. Respons yang baik dapat membantu menyelesaikan atau setidaknya mencegah konflik di masa depan.
Mengalihkan perhatian
Saat sedang stress, alih-alih melampiaskan dengan amarah akan lebih baik jika dialihkan dengan melihat tayangan yang bisa mengundang tawa atau melakukan hal yang digemari. Emosi yang disalurkan dengan hal-hal positif akan membantu otak memutus stress hormone.
Mengambil jarak
Seperti dikatakan Taylor bahwa stress hormone akan bertahan dalam diri selama 90 detik. Ketika tubuh mengalami hal yang membuat emosi, cobalah berhenti sejenak dengan mengambil jeda selama 90 detik dengan pikiran tenang. Setelah satu menit lebih itu, seseorang bisa kembali berpikir dengan lebih jernih untuk memilih ekspresi seperti apa yang akan diluapkan.
Menjadi tuan bagi emosi dalam diri itu penting. Karena dengan membiarkan emosi itu ke depannya jika ada kejadian yang memicu stres, maka respons amarah yang diluapkan itu terjadi spontan, reflek.
Melatih mengelola emosi memang susah, tapi bukan berarti tidak bisa. Hal ini tidak datang hanya dengan pengetahuan, tetapi dengan keterampilan yang dilatih secara berulang dan secara sengaja. Sebab hanya karena tahu olahraga sehat tapi tanpa mempraktikkannya itu tidak akan membuat tubuh sehat. Sama halnya dengan melatih mengelola emosi. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)
Sumber Referensi:
Ika. (2022). UGM: Psikolog UGM Bagi Tips Mengelola Emosi. Diakses pada 23 September 2022 dari https://ugm.ac.id/id/berita/22446-psikolog-ugm-bagi-tips-mengelola-emosi
Ardian, Jiemi. (2020). Youtube Jiemi Ardian: Bagaimana Mengatur Emosi? Rahasia Aturan 90 Detik. Diakses pada 23 September 2022 dari https://youtu.be/cBP63BOZ6bo
(2022). Ikons: Biarkan 90 Detik Sebelum Emosi Anda Meluap. Diakses pada 23 September 2022 dari https://www.ikons.id/biarkan-90-detik-sebelum-emosi-anda-meluap/