Lingkarjateng.id – Saat membeli makanan atau minuman kemasan apa sih hal pertama yang kamu perhatikan, label harga, promo dan diskon, tanggal kadaluarsa, atau merek? Sebenarnya ada satu hal lagi yang paling sering ketinggalan yaitu memeriksa label gizi makanan.
Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (PERGIZI Pangan) merangkum empat hal yang harus diperhatikan ketika akan membeli produk makanan maupun minuman kemasan. Yaitu memastikan kemasan produk dalam kondisi baik, membaca informasi produk yang tertera pada label, memastikan memiliki izin edar dari BPOM, dan pastikan belum melewati tanggal kadaluwarsa.
Jadi, memeriksa label gizi makanan atau minuman kemasan itu sangat disarankan. Dari label gizi, pembeli dapat mencari tahu nutrisi apa saja yang akan dikonsumsi serta mengetahui bahan alergen yang ada dalam suatu produk.
Tak hanya itu, dengan membaca label gizi pembeli juga bisa mengetahui bahan tambahan pangan (BTP) dalam suatu produk. Seperti BTP yang bertujuan untuk mengawetkan pangan, memberikan warna, mencegah tengik, dan meningkatkan rasa (kualitas pangan).
Lebih jelasnya berikut ini alasan yang wajib diketahui pembeli tentang pentingnya membaca label gizi pada makanan dan minuman kemasan.
Daftar Isi :
Sebagai bahan pertimbangan memilih produk sejenis
Di rak mini market tersedia banyak produk sejenis, namun satu merek dengan merek lainnya tentu punya kandungan gizi berbeda. Bahkan, satu merek tetapi beda rasa sering terdapat perbedaan kandungan gizi.
Dengan membaca label gizi, pembeli bisa membandingkan kandungan gizi sehingga bisa memilih produk yang paling cocok dan dibutuhkan untuk tubuh dan baik untuk kesehatan. Misalnya untuk mengetahui kandungan gula pada produk sereal dengan varian rasa berbeda, atau untuk mengetahui perbandingan antara susu segar dan air pada produk susu UHT.
Memilih bahan makanan yang aman dikonsumsi
Bagi orang yang menderita penyakit tertentu, sangat disarankan untuk membaca label gizi sebelum membayar produk yang ada di keranjang belanjaan. Dengan mengetahui nilai gizi, pembeli dapat mengontrol konsumsi zat gizi harian guna pencegahan risiko penyakit degeneratif.
Misalnya, ketika konsumen tertentu dianjurkan membatasi konsumsi gula 4 sdm/50 gram/hari, garam 1 sdt/ 5 gram/ 2000mg Na/hari), lemak 5 sdm/ 67 gram/hari untuk mencegah risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
Untuk mengetahui nutrisi yang harus dipenuhi
Dalam menjaga keseimbangan nutrisi, beberapa zat gizi seperti vitamin, protein, mineral dan serat sangat diperlukan. Dalam kata lain, memeriksa label gizi itu penting agar konsumsi makanan atau minuman tidak melebihi angka kecukupan gizi (AKG). Nilai persen per AKG memberikan informasi jumlah nutrisi yang terpenuhi dari makanan atau minunuman terhadap kebutuhan sehari.
Beberapa zat gizi seperti vitamin, protein, mineral dan serat diperlukan untuk menjaga keseimbangan nutrisi. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhinya pilihlah makanan atau minuman kemasan dengan label kecukupan gizinya 20% AKG atau lebih.
Membatasi konsumsi makanan dan minuman olahan
Makanan dan minuman olahan pastinya sudah melalui serangkaian proses panjang sehingga tidak menutup kemungkinan akan adanya BTP. Penggunaan BTP yang tepat sesuai takaran batas aman akan memberikan manfaat terhadap kualitas pangan yang baik pula.
Misalnya penggunaan pemanis buatan seperti sakarin. Menurut aturan, pemakaian sakarin dalam satu kali penyajian makanan olahan tidak boleh melebihi 30mg. Berbeda dengan minuman, batas penggunaan sakarin tidak boleh melebihi 4mg/10ml cairan.
Memilih produk yang lebih sehat
Dengan membaca dan memeriksa nilai gizi pada label kemasan, pembeli dapat membandingkan produk yang lebih sehat berdasarkan kandungan gizi yang tertera. Hal ini dapat menjauhkan diri dari penyakit tertentu akibat konsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gizi yang berlebihan. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)