SALATIGA, Lingkarjateng.id – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ida Nurul Farida, menekankan pentingnya literasi kebijakan bagi generasi muda sebagai bagian dari persiapan menuju Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, anak muda harus dibekali bukan hanya dengan keterampilan, tetapi juga pemahaman terhadap arah pembangunan daerah dan nasional.
“Kita ingin pemuda tahu dan paham kebijakan-kebijakan pemerintah. Karena mereka inilah calon pemimpin masa depan. Jangan sampai buta arah,” tegas Ida usai kegiatan sosialisasi yang mengangkat tema peningkatan kualitas pengawasan kebijakan melalui Perda di Salatiga, Kamis, 31 Juli 2025.
Ida menjelaskan, DPRD Jateng secara rutin melakukan sosialisasi kebijakan provinsi kepada masyarakat dan melibatkan anak muda dalam berbagai kegiatan kreatif dan edukatif. Tujuan kegiatan tersebut agar anak muda tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut aktif dalam proses pembangunan.
“Kita kenalkan program-program kepemudaan, kerja sama dengan dinas terkait, hingga fasilitasi kegiatan-kegiatan positif. Semua agar potensi anak muda tersalurkan dengan baik,” jelasnya.
Ia menyebutkan, selain pelatihan keterampilan dan wirausaha kreatif, para pemuda juga didorong untuk memahami filosofi kebangsaan, nilai-nilai kepemimpinan, hingga pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam pembangunan.
“Kalau Bung Karno bilang, beri aku 10 pemuda, akan kuguncangkan dunia. Tapi pemuda itu harus punya karakter, punya gagasan, dan siap bekerja sama. Inilah yang kita siapkan sejak sekarang,” katanya.
Sementara itu, dalam melakukan sosialisasi kebijakan kepada masyarakat, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini punya cara unik. Ida memadukan edukasi kebijakan dengan pertunjukan seni budaya seperti musik keroncong, tari, dan lainnya.
“Seni itu jembatan yang efektif. Lewat keroncong dan pertunjukan budaya, pesan-pesan pemerintah bisa lebih mudah diterima masyarakat, terutama oleh anak muda,” ujarnya.
Ida menilai pendekatan budaya menjadi cara yang tepat untuk menghidupkan ruang interaksi antara pemerintah dan masyarakat, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya sendiri.
“Sambil mengenalkan kebijakan, kita juga mengangkat potensi seni yang ada di daerah. Anak-anak muda bisa tampil, bisa belajar, dan bisa tahu bahwa budaya itu bagian penting dari kehidupan mereka,” pungkasnya.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Rosyid
































