KUDUS, Lingkarjateng.id – Bordir icik merupakan kerajinan budaya khas Kabupaten Kudus. Bordir icik ini memiliki keunikan tersendiri karena proses pembuatannya menggunakan mesin manual. Proses bordir dengan mesin manual itu menghasilkan motif yang lebih detail, rapi, dan eksklusif.
Salah satu perajin bordir yang masih mempertahakan bordir icik yakni Bordir Kudus Dahlia.
Owner Bordir Kudus Dahlia, Saadah, mengatakan usahanya sudah mulai berdiri sejak tahun 1988. Usahanya ini bermula dari hobi yang suka membuat gambar motif, lalu dikembangkan hingga memberdayakan warga sekitar.
Saadah menyebut, produk-produk buatannya masih mempertahankan keunikan bordir icik khas Kudus, yakni motif kerancang kecil-kecil yang detail. Proses membuat bordir icik ini harus teliti karena butuh sinkronisasi Gerakan dan kaki.
“Dulu saya pertama menjual itu ke Tanah Abang Jakarta. Ternyata saat di sana diterima dengan baik dan langsung mendapat banyak pesanan,” katanya, Sabtu, 14 Juni 2025.
Produk-produk Bordir Kudus Dahlia hingga kini sudah menjadi langganan para pejabat, seperti Iriana Jokowi, Puan Maharani, Yeni Wahid, dan masih banyak lagi.
“Saya sampai saat ini masih membuat desain motif-motif sendiri, saya padupadankan warnanya supaya tetap menarik dan beda dari yang lain. Alhamdulillah dari getok tular para pelanggan saya, lalu banyak yang tertarik sampai sekarang,” tuturnya.
Jenis produk bordir karya Saadah pun bermacam-macam. Mulai dari kebaya, mukena, sepatu, jilbab, aksesoris, tas, tudung saji, tempat tisu, taplak meja dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan produk khas Bordir Kudus Dahlia hanya bisa dilakukan langsung di butiknya, di Jalan Sukun Raya Nomor 23, Desa Penganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
“Produk kami 80 persen masih dibuat secara manual, 10 persen semi manual dan 10 persen lagi menggunakan mesin. Harganya mulai dari Rp 250 ribu sampai lebih dari Rp 4 juta,” sebutnya.
Jurnalis: Nisa Hafizhotus Syarifa
Editor: Ulfa Puspa