DEMAK, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak menunjukkan komitmennya dalam melestarikan tradisi budaya lokal dengan turut serta dalam prosesi penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, yakni Keris Kiai Cerubuk dan Kotang Ontokusumo.
Prosesi tersebut berlangsung di area cungkup Makam Sunan Kalijaga, Desa Kadilangu, Kecamatan Demak, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1446 H, Jumat, 6 Juni 2025.
Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, mewakili Bupati Eisti’anah bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) hadir dalam kegiatan sakral tersebut.
Tradisi penjamasan ini merupakan agenda rutin yang telah dijalankan secara turun-temurun oleh keluarga besar ahli waris Sunan Kalijaga.
Sebelum penjamasan dilakukan, prosesi diawali dengan doa bersama di makam Sunan Kalijaga yang diikuti jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, dan tamu undangan.
Usai doa bersama, pusaka keramat tersebut dijamas secara khusus oleh ahli waris di dalam cungkup makam.
Prosesi ini tidak dilakukan sembarangan. Ada syarat khusus yang harus dipenuhi, salah satunya yakni memejamkan mata saat penjamasan berlangsung.
Tindakan ini memiliki makna spiritual dan penghormatan yang mendalam terhadap warisan leluhur.
Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, menegaskan dukungan Pemkab terhadap pelestarian budaya tersebut.
“Budaya peninggalan di Kadilangu itu yang menjalankan adalah para sesepuh-sesepuh Kadilangu, kita sebagai pemerintah daerah men-support dan selalu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dengan sesepuh,” katanya.
Senada dengan itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, menyebut tradisi penjamasan merupakan salah satu rangkain acara Grebeg Besar.
“Ini dihadiri oleh suami dari Bupati Demak, Pak Wakil Bupati, kemudian Forkopimda, juga semua kepala OPD dan juga unsur-unsur yang lainnya,” ujarnya.
Sugiharto mengungkapkan bahwa penjamasan merupakan aset budaya yang berpotensi menjadi daya tarik wisata.
Oleh karena itu, ia berharap pelaksanaan tradisi penjamasan bisa lebih semarak setiap tahunnya agar bisa menarik kunjungan wisatawan.
“Ini merupakan salah satu aset wisata di Kabupaten Demak agar wisatawan-wisatawan dari luar bisa berdatangan menghadiri penjamasan,” katanya.
Ia juga menjelaskan, meski Bupati Eisti’anah tidak hadir langsung, prosesi penjamasan tetap berjalan khidmat dengan kehadiran suami Bupati dan keluarga besarnya, serta para pejabat daerah lainnya.
Jurnalis: M. Burhanuddin Aslam
Editor: Rosyid