PATI, Lingkarjateng.id – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Sugiharto, berencana membangun gedung kesenian di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti pada 2026. Rencana tersebut dalam rangka mendukung kesenian di Kabupaten Pati.
Pernyataan itu disampaikan dalam Dialog Parlemen DPRD Provinsi Jawa Tengah dengan tema ‘Revitalisasi Rumah Budaya sebagai Penopang Pelestarian Seni Budaya Lokal’ bersama para seniman di Angkringan Kang Konyik, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Rabu, 4 Juni 2025.
“Ini akan saya mulai dari Wahyu Budoyo yang ada di Ngagel, Dukuhseti, akan saya wujudkan. Setelah itu monggo yang mau nyusul. Realisasi 2026, kita baru membahas sekarang, 2025 membahas untuk 2026,” ucap Sugiharto.
Sugiharto mengatakan rencana pembangunan gedung kesenian tersebut dilatarbelakangi adanya aspirasi para seniman di Pati yang membutuhkan tempat untuk menumbuhkan dan menunjukkan bakat seni. Baik itu seni ketoprak, wayang, tari ataupun seni lainnya.
Melalui pembangunan gedung kesenian tersebut, sambung dia, nantinya dapat munculkan seniman-seniman baru di Pati di tengah memudarnya berbagai kesenian di kota-kota lain.
“Para seniman di Kabupaten Pati itu menginginkan tempat khusus, infratruktur bangunan untuk mengakomodir bakat-bakat seni yang ada di Pati. Bisa itu berupa gedung pertunjukkan kesenian yang kira-kira dipakai oleh semua jenis kesenian tradisional,” jelasnya.
Sugiharto juga mendukung pembangunan Alun-Alun Kembangjoyo oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk dijadikan pusat pertunjukan seni. Dirinya juga bakal berkoordinasi dengan Pemkab Pati untuk melancarkan rencana pembangunan gedung kesenian di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti.
“Saya sangat mendukung bahwa Bapak Bupati sudah memusatkan kesenian di Kembangjoyo. Nanti saya juga menyampaikan ke Pak Bupati, terkait aspirasi para seniman ini, fotonya, kegiatan saya. Tolong 2026 dimulai, supaya itu segera terwujud Pak,” kata tegasnya.
Sementara itu, Pimpinan Sanggar Seni Wahyu Budoyo Ruslan Hadi menyampaikan bahwa Pati memiliki banyak kelompok kesenian. Khusus untuk seni ketoprak saja, Pati memiliki 57 kelompok.
Dirinya merasa tidak heran lagi jika banyak kelompok seni ketoprak asal Pati yang diminta bermain di kota lain, seperti Kudus, Jepara, Demak, Blora, Rembang dan Grobogan.
“Ketoprak 57 grup, bayangkan jika per grubp 100 orang. Di Pati ini 57 grup ini kalau musim sedekah bumi tidak ada yang tidak laku. Selam 4 bulan penuh tanpa jeda. Itu hebatnya di Pati beda dengan daerah lain,” ungkapnya.
Jurnalis: Setyo Nugroho
Editor: Ulfa