KENDAL, Lingkarjateng.id – Tradisi syawalan menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang gerabah di Kabupaten Kendal.
Setiap tradisi syawalan tiba, para pedagang gerabah di Kendal menggelar lapaknya di sepanjang jalan menuju kompleks makam yang ramai dikunjungi warga.
Aneka mainan dari gerabah yang terbuat dari tanah liat yang dijual terdiri dari berbagai model yang menyerupai hewan seperti macan, kuda, ayam, vas bunga, alat memasak dan lain sebagainya.
Salah seorang pedagang gerabah di Kaliwungu, Suprapto, mengaku selalu menunggu tradisi syawalan untuk menjual dagangannya. Pasalnya, banyak warga yang sampai saat ini masih menaruh minat pada aneka mainan maupun perkakas dari gerabah.
“Syawalan menjadi ajang tahunan yang selalu ditunggu. Saya menjual berbagai mainan anak-anak yang dibuat dari tanah liat, kayu, hingga seng,” ujarnya pada Rabu, 9 April 2025.
Pedagang lain, Tatik, mengaku menjual aneka ragam gerabah, di antaranya vas bunga, celengan, hingga mainan anak-anak.
“Harganya sendiri bervariasi, mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 300 ribu. Saya sering jualan di tempat keramaian seperti ini, biasanya di Sekaten Solo, Dugderan Semarang, dan lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Kanes, mengaku membeli celengan gerabah berbentuk macan untuk digunakan hiasan rumah.
“Memilih celengan berbentuk macan karena bentuknya unik dan bisa juga digunakan sebagai hiasan di rumah,” ungkapnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)