PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Harapan warga Dukuh Sitipis, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, untuk kembali menikmati akses jalan layak akhirnya mulai terwujud.
Pasca banjir bandang dan longsor pada 20 Januari 2025 lalu, jalur utama Desa Kayupuring yang sebelumnya lumpuh kini mulai dibuka kembali. Alat berat telah dikerahkan ke lokasi dan mulai bekerja sejak Selasa pagi, 22 April 2025.
Camat Petungkriyono, Hadi, menjelaskan bahwa progres saat ini difokuskan pada pembukaan jalan agar kendaraan roda empat bisa melintas.
“Kalau roda dua sudah bisa lewat lama, tapi kemarin sempat terkendala ketika ada warga baru melahirkan secara sesar, tidak bisa jalan atau naik motor, akhirnya ditandu,” ungkap Hadi.
Ia menegaskan bahwa alat berat yang diturunkan harus bekerja sampai tuntas.
“Pokoknya alat berat itu kalau belum selesai ya jangan turun. Harus sampai selesai, mau dua hari, tiga hari, atau seminggu. Saya minta terus dikerjakan,” tegasnya.
Menurut Hadi, saat ini jalan yang dibuka adalah jalan desa. Rencana rehabilitasi atau rekonstruksi permanen (RR) nantinya akan dibahas kemudian bersama pemerintah desa.
“Untuk dana RR saya belum tahu kapan selesainya. Yang penting sekarang kendaraan roda empat bisa lewat dulu,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem meskipun sudah memasuki musim kemarau, karena kondisi tanah di Petungkriyono sangat labil.
Dukungan juga datang dari Lintas Komunitas Peduli Pekalongan (LKPP). AKP Turkhan, selaku humas, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif warga.
“Upaya ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan. Setelah longsor, akses jalan benar-benar terputus. Bahkan untuk motor saja warga harus berjuang keras. Sekarang dengan hadirnya alat berat, ini jadi angin segar,” kata Turkhan.
Ia menambahkan, pembukaan jalan ini sangat penting karena bersamaan dengan musim panen.
“Warga sedang panen hasil ternak yang akan dibawa ke kota menjelang Hari Raya Idul Adha nanti. Tentu mereka butuh akses yang layak. Kami dari LKPP akan terus mendorong agar aspirasi warga bisa disampaikan ke pemerintah kabupaten,” tambahnya.
Sementara itu, Charlie, warga Dukuh Sitipis yang sejak awal aktif menggalang bantuan, menyambut gembira progres ini.
“Warga sangat antusias. Terima kasih. Bahkan warga ikut membantu, intinya warga sangat senang sekali,” ucapnya.
Sebelumnya, melalui media sosial, Charlie memperlihatkan kondisi jalan yang rusak parah dan menuntut kehadiran alat berat.
Ia juga menyinggung kejadian viral saat seorang ibu yang baru menjalani proses melahirkan secara sesar harus ditandu sejauh lima kilometer akibat jalan tak bisa dilalui mobil. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)