Pemprov Jateng Siap Transformasi 3.000 Koperasi Desa Jadi Kopdes Merah Putih

Sekretaris Daerah Sekda Jateng Sumarno

Sekda Jawa Tengah, Sumarno, saat memberi keterangan usai kegiatan Sekolah Antikorupsi di GOR Jatidiri, Kota Semarang, pada Selasa, 29 April 2025. (Rizky Syahrul Al-Fath/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyiapkan transformasi 3.000 koperasi desa di wilayah setempat menjadi Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, mengatakan bahwa ribuan koperasi yang akan bertransformasi menjadi Kopdes Merah Putih tersebut telah diidentifikasi. Menurutnya, koperasi-koperasi tersebut nantinya akan menjadi penggerak utama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di desa.

“Kemarin sudah ada laporan dari Kepala Dinas Koperasi, itu sudah hampir 3.000-an koperasi desa yang siap untuk transformasi,” kata Sumarno usai menghadiri kegiatan Sekolah Antikorupsi di GOR Jatidiri, Kota Semarang, pada Selasa, 29 April 2025 kemarin.

Ia menyebutkan bahwa Pemprov Jateng telah melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak untuk memastikan kesiapan transformasi koperasi desa menjadi Kopdes Merah Putih berjalan optimal.

“Kita sudah menyiapkan. Teman-teman juga terus melakukan koordinasi,” ucapnya.

Terkait skema pembentukan Kopdes Merah Putih, Sumarno menjelaskan ada dua pendekatan yang mungkin dilakukan, yakni mentransformasi koperasi yang sudah ada atau membentuk koperasi baru.

Namun, kata Sumarno, Pemprov Jateng lebih memprioritaskan transformasi koperasi yang telah eksis agar implementasinya bisa lebih cepat.

“Makanya yang lebih kita dorong adalah bagaimana mentransformasi koperasi-koperasi yang sudah terbentuk menjadi Koperasi Merah Putih,” ujarnya.

Melalui program Kopdes Merah Putih, Sumarno berharap semua potensi desa dapat terkoordinasi dengan baik, menjawab kebutuhan masyarakat, serta menjadi wadah penyerapan hasil produksi lokal.

Kopdes Merah Putih juga akan memiliki jaringan lebih luas untuk mendukung distribusi dan pemasaran produk desa ke pasar yang lebih besar.

“Yang utama adalah bagaimana koperasi ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi di desa. Sehingga ekonomi desa bisa berkembang dan tentu saja membuka lapangan pekerjaan di desa,” pungkasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version