PATI, Lingkarjateng.id – Wakil Direktur Umum Keuangan RSUD RAA Soewondo Pati, Hartotok, menyatakan tenaga honorer yang gagal lolos dalam seleksi pegawai tetap tidak langsung dipecat. Mereka masih bisa bekerja hingga masa kontrak berakhir.
Ia menjelaskan sebanyak 287 tenaga honorer yang lulus pada tes tertulis dalam seleksi pegawai tetap RSUD Soewondo Pati tengah mengikuti tes wawancara pada 10-11 April 2025. Hasil tes wawancara rencananya akan diumumkan pada 11 April 2025 malam.
Selanjutnya, peserta yang lolos tes wawancara akan mengikuti tes kesehatan jiwa minnesota multiphasic personality inventory (MPPI). Hasil akhir seleksi akan diumumkan pada Kamis, 17 April 2025 mendatang.
“Setelah nanti lolos wawancara ada tes lagi tes kesehatan jiwa. Tesnya kan sudah 4 ini, administrasi, tulis, wawancara, dan masih ada kejiwaan MPPI,” ujarnya pada Jumat, 11 April 2025.
Dia mengatakan bahwa tenaga honorer yang lolos seleksi akan menjadi pegawai tetap. Sedangkan untuk tenaga honorer yang tidak lolos seleksi terpaksa harus keluar dari RSUD Soewondo Pati.
Kendati demikian, tenaga honorer yang tidak lolos seleksi masih bisa bekerja di RSUD Soewondo Pati sampai masa kontrak kerjanya selesai, dengan catatan memiliki kinerja yang baik.
“Maksudnya setelah tidak diterima tapi kontraknya masih lama, tapi kalau kinerjanya jelek ya tidak bisa. Nanti kan ada teguran-teguran sesuai yang berlaku, tidak langsung putus sekarang,” jelasnya.
Sebelumnya, ratusan tenaga honorer tidak lolos dalam seleksi pegawai tetap di RSUD Soewondo Pati. Dari total 503 tenaga honorer yang mengikuti seleksi, terdapat 216 orang yang harus menerima kenyataan pahit.
Para tenaga honorer dari berbagai profesi mulai dari bidan, perawat, petugas administrasi, satpam, dan petugas lainnya kini harus keluar dari RSUD Soewondo karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tidak mau menampung mereka lagi.
Bupati Pati, Sudewo, mengungkapkan bahwa tindakan tegas memberhentikan tenaga honorer yang tidak lolos seleksi itu harus dilakukan demi memperbaiki manajemen keuangan RSUD Soewondo Pati. Pasalnya, ratusan tenaga honorer tersebut telah masuk ke RSUD Soewondo Pati melalui jalur ilegal.
“Karena dalam rekrutmennya tidak melalui cara yang benar, maka tidak harus seperti di perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik besar,” ujar Sudewo saat diwawancarai di Dinas Kesehatan Pati pada Rabu, 9 April 2025.
Sudewo menegaskan bahwa seleksi pegawai tetap di RSUD Soewondo Pati dilaksanakan secara objektif. Dalam pelaksanaannya, Pemkab Pati menggandeng lembaga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang dijamin kredibilitasnya sebagai panitia seleksi.
“Itu lembaga yang melakukan seleksi yang tes itu adalah para alumni Universitas Gadjah Mada dan sudah melakukan seleksi di pemerintahan daerah yang lain, sudah teruji kredibilitasnya, integritasnya, kondisionalitasnya,” katanya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)