KUDUS, LIingkarjateng.id — Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, meninjau langsung kawasan Situs Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, pada Sabtu, 5 Maret 2025.Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi kawasan museum dan sekitarnya sekaligus mendorong pengembangan destinasi wisata berbasis sejarah dan konservasi lingkungan.
Dalam kesempatan itu, Sam’ani menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung penghijauan kawasan Situs Patiayam Kudus.
“Terima kasih kepada Polres, Djarum, dan pihak swasta lainnya yang telah menanam berbagai tanaman seperti alpukat, mangga, dan jagung di sekitar sini. Ini penting untuk ketahanan pangan sekaligus mencegah erosi,” ujar Sam’ani.
Ia menekankan bahwa keberadaan tanaman buah-buahan di lereng Patiayam memiliki fungsi ganda.
Selain bermanfaat secara ekonomi, juga dapat mencegah potensi banjir bandang seperti yang kerap terjadi di kawasan Pantura Kudus, terutama daerah sekitar Polres hingga Klaling.
Lebih lanjut, Bupati Kudus menyampaikan rencana pengembangan Situs Patiayam sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi.
Menurutnya, beberapa penemuan fosil purbakala akan dilokalisasi dan ditata lebih baik agar menarik minat wisatawan sekaligus menghidupkan perekonomian lokal.
“Ke depan akan tumbuh UMKM dan dampak ekonominya bisa dirasakan masyarakat. Tapi ini butuh sinergi. Karena lahan masih milik Perhutani, kami akan upayakan kerja sama. Dari sisi pemkab mungkin ada keterbatasan, maka kami harap dukungan dari pemerintah pusat,” jelasnya.
Sam’ani juga mengungkapkan bahwa Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menunjukkan perhatian khusus terhadap pengembangan Situs Patiayam.
Ia berharap, koordinasi dengan pemerintah pusat bisa mempercepat realisasi pengembangan titik-titik wisata di kawasan tersebut.
Senada dengan Bupati Kudus, Petugas Museum Patiayam, Takim, menyambut baik rencana pengembangan tersebut.
Ia berharap konservasi lingkungan di sekitar situs tetap menjadi prioritas utama.
“Kalau ditanami pohon jati atau sengon, nanti pasti dipotong. Tapi kalau buah-buahan bisa dirawat dan bermanfaat terus,” kata Takim.
Ia juga menambahkan pentingnya perhatian pemerintah terhadap pelestarian situs purbakala sebagai warisan budaya sekaligus sumber pengetahuan bagi generasi muda.
Sejauh ini, menurut Takim, sudah ada 10.500 lebih fragmen purbakala yang ditemukan di Pegunungan Patiayam.
Puluhan ribu fragmen itu diketahui dari 17 spesies hewan purba mulai dari gajah, banteng, hingga kerbau. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)