JEPARA, Lingkarjateng.id – Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mendukung pengembangan Pertapaan Ratu Kalinyamat yang berada di Dukuh Sonder, Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, menjadi wisata religi.
Hal itu diungkapkan Bupati Jepara untuk menanggapi usulan warga Kecamatan Donorojo terkait pengembangan potensi wisata Pertapaan Ratu Kalinyamat. Pasalnya, pertapaan tersebut memiliki nilai sejarah serta menawarkan pengalaman spiritual bagi pengunjung.
Bupati Jepara yang akrab disapa Mas Wiwit itu menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung dan merealisasikan usulan tersebut.
“Kita pasti kembangkan potensi tersebut,” kata Wiwit saat melaksanakan program “Bupati Ngantor di Desa” di Desa Sumberrejo, Kecamatan Donorojo, pada Selasa, 15 April 2025 lalu.
Untuk merealisasikan usulan tersebut, Wiwit pun akan berupaya mencari sumber pendanaan guna memperbaiki sejumlah fasilitas yang ada di Pertapaan Ratu Kalinyamat.
“Kami bisa carikan sumber baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maupun dari sumber-sumber lainnya seperti pihak ketiga. Pasti dikembangkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Perpustakaan Kucica Desa Tulakan, Ardhi Yudha Saputra, menjelaskan bahwa sosok Ratu Kalinyamat yang dikenal sebagai salah satu pahlawan wanita dalam sejarah Islam di Jawa, telah meninggalkan warisan yang kaya.
Ia menyebut Pertapaan Ratu Kalinyamat mencerminkan perjalanan hidup sang pahlawan dan merupakan simbol kekuatan serta ketahanan perempuan dalam sejarah Indonesia.
“Sejarah yang kuat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menggali lebih dalam tentang nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung di dalamnya,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu daya tarik utama dari Pertapaan Ratu Kalinyamat adalah arsitektur dan lanskapnya yang menawan. Dikelilingi oleh pepohonan rindang, lokasi tersebut menawarkan suasana tenang yang sangat cocok untuk refleksi dan meditasi.
Para pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam sambil merenungkan makna spiritual dari tempat tersebut. Untuk meningkatkan pengalaman ini, rencana pengembangan area dengan penambahan fasilitas seperti taman dan hewan peliharaan kecil, seperti kidang, juga turut akan diimplementasikan.
“Hal ini akan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan alam,” tambahnya.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi oleh situs ini adalah kondisi infrastruktur yang kurang memadai. Akses jalan yang rusak dan fasilitas yang terbatas menghalangi potensi wisata yang ada.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih untuk memperbaiki akses dan fasilitas di sekitar pertapaan.
“Kami juga berharap nantinya, selain perbantuan infrastruktur, adanya dukungan pemerintah dalam promosi dan pengelolaan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Selain aspek spiritual dan sejarah, pengembangan wisata religi di Pertapaan Ratu Kalinyamat juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Peluang usaha baru dapat muncul melalui penjualan souvenir, makanan khas daerah, dan akomodasi bagi pengunjung, yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)