DEMAK, Lingkarjateng.id – Pemerintah Demak (Pemkab) Demak siap memberikan dukungan penuh terhadap program prioritas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terhadap upaya meneguhkan wilayah setempat sebagai lumbung pangan nasional.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Demak Eisti’anah saat pemaparan materi dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Karesidenan Semarang yang digelar di Kota Salatiga pada Selasa, 22 April 2025.
Eisti’anah menegaskan bahwa Demak yang memiliki luas wilayah mencapai 99.532 hektare (ha) siap mendukung program dari Pemprov Jateng.
“Dari luas itu, 59 persennya didominasi lahan pertanian yang menyumbang 18,56 persen pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Tahun 2024,” paparnya.
Ia juga mengungkap, pada Awal Tahun 2024 lalu, Kabupaten Demak dilanda bencana banjir besar yang merendam 11 dari 14 kecamatan di wilayah Kota Wali itu.
“Lebih dari 9.000 ha sawah terendam dan gagal panen di tahun 2024,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, banjir rob di wilayah pesisir juga menjadi isu besar di Kabupaten Demak, di mana wilayah tersebut mengalami penurunan muka tanah mencapai 5 centimeter (cm).
“Sehingga hal ini memperparah kondisi saat ini. Saat ini ada empat kecamatan yang terdampak, tak menutup kemungkinan lahan pertanian ini mulai berkurang, lumpuh dan terendam, serta lahan tambak sulit dilakukan budi daya dan kawasan permukiman juga tenggelam,” beber Eisti’anah.
Eisti’anah juga menyampaikan bahwa Kabupaten Demak merupakan salah satu daerah yang menjadi lumbung padi terbesar di Jawa Tengah yang saat ini menduduki posisi keempat.
“Sebelumnya posisi ketiga. Tapi semakin tahun memang mengalami penurunan yaitu saat ini posisi keempat produksi padi terbesar, setelah Cilacap, Grobogan, dan Sragen,” ujarnya.
Produksi komoditas unggulan di Kabupaten Demak adalah padi, jagung, dan kacang hijau. Meskipun meningkat pada tahun 2024, namun tren selama 5 tahun terakhir cenderung menurun.
“Hal ini dipengaruhi adanya puso atau gagal panen karena perubahan iklim, tingginya alih fungsi lahan pertanian dan kondisi rob di pesisir,” bebernya.
Sementara produk unggulan perikanan di Kabupaten Demak yaitu ikan lele, nila, gurame, bandeng dan lain sebagainya.
Selain budi daya hasil perikanan tangkap, di Demak juga memproduksi olahan ikan menjadi ikan asap yang dinilai dapat mendukung perekonomian lokal.
“Demak memiliki sentra pengasapan ikan yang memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi lokal,” katanya.
5 Usulan Prioritas Bupati Demak ke Pemprov Jateng
Berdasarkan kondisi saat ini yang ada di Kabupaten Demak, Eisti’anah menyampaikan lima usulan yang dipilih dari skala prioritas, salah satunya adalah rekonstruksi jalan tanggul laut pesisir utara Kabupaten Demak.
“Ini yang sering kami usulkan setiap tahun, seharusnya di tahun ini sudah dikaji dari Bapeda provinsi dan sudah dicatat oleh Bapenas. Kami harapkan ini bisa segera terealisasi. Karena ini tidak hanya menangani rob, tapi juga bisa memunculkan kembali pertanian yang ada di Demak,” katanya.
Usulan kedua, yakni rekonstruksi Jalan Karanganyar-Merak yang menjadi penghubung ke Kabupaten Grobogan.
“Pasalnya, di wilayah itu juga memproduksi pertanian juga besar,” ujarnya.
Usulan ketiga, rehabilitasi perkuatan tebing Sungai Dombo di Kecamatan Sayung Demak. Lantaran hal tersebut sebagai pengendali banjir sekaligus mengurangi resiko gagal panen di 6 desa di Kecamatan Sayung.
Usulan keempat, rehabilitasi jaringan irigasi pelayaran di Buyaran Demak. Di mana hal itu dapat melindungi pemukiman dan lahan pertanian dari bencana banjir di Desa Sidorejo dan Banjarsari, sekaligus mendukung ketersediaan air untuk pertanian.
Usulan Kelima, Eisti’anah juga meminta dilakukan rehabilitasi perkuatan tebing Sungai Setu di wilayah Kecamatan Guntur, Demak.
“Kami harap usulan prioritas ini diberikan perhatian khusus dan terakomodir dalam APBD Provinsi Jateng Tahun 2026. Sinergi dukungan dari Pemprov Jateng tentu kami harapkan demi mewujudkan Jareng sebagai lumbung pangan nasional,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)