JEPARA, Lingkarjateng.id – Wakil Bupati (Wabup) Jepara, M. Ibnu Hajar (Gus Hajar), melakukan monitoring ke sejumlah posko lebaran pada Selasa, 25 Maret 2025.
Sejumlah posko yang ditinjau di antaranya Posko Terpadu Alun-Alun Jepara, Posko Pelabuhan Kartini, dan Posko Pengamanan Mayong.
“Hari ini kita mengecek tiga titik, tadi disampaikan Pak Kapolres bahwa kami siap menerima pemudik yang akan datang ke Jepara,” kata Gus Hajar.
Dalam kunjungannya, Gus Hajar juga berkoordinasi dengan para petugas terutama pada titik rawan kemacetan dan keramaian seperti di Pelabuhan Kartini dan Perempatan Pasar Mayong.
Di Perempatan Pasar Mayong, ia khawatir terjadi lonjakan kendaraan dari para pemudik dan karyawan yang masih bekerja.
Namun, para petugas telah mengantisipasi hal tersebut dengan sejumlah rekayasa lalu lintas seperti penerapan sistem 2-1 apabila terjadi penumpukan kendaraan.
“Kami juga mengimbau kepada para pemudik yang akan menuju Karimunjawa agar selalu waspada terhadap gelombang tinggi,” katanya.
Terkait perbaikan jalan provinsi dan jalan kabupaten, menurutnya berjalan dengan baik dan siap dilewati para pemudik.
Namun, ia menyadari perbaikan tersebut masih belum maksimal karena keterbatasan waktu.
Ia menyebutkan dari 200 km jalan kabupaten yang menjadi prioritas di 100 hari kerja, sudah tertangani sepanjang 60 km.
“Sesuai arahan Pak Gubernur, jalan provinsi maksimal H-15 harus sudah siap dilintasi. Sudah kami laksanakan,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolres Jepara, AKBP Erick Budi Santoso, menyampaikan belum nampak adanya penambahan secara signifikan terhadap volume kendaraan menuju Jepara.
Ia mengatakan berdasarkan traffic analysis control, memang sudah ada beberapa kendaraan dengan plat luar wilayah aglomerasi Pati namun masih dapat terkendali.
“Puncak mudik kita perkirakan di hari Kamis, Jumat, Sabtu nanti,” ujar Erick.
Letak geografis Jepara yang berada di ujung utara Pulau Jawa, menurutnya menjadikan Jepara sebagai daerah tujuan mudik, bukan perlintasan arus mudik.
Sehingga, hal tersebut juga menjadi kabar baik mengingat jumlah volume kendaraan tak sebanyak daerah yang menjadi perlintasan.
Sebab secara umum, Provinsi Jawa Tengah akan dilintasi 70 persen pemudik dari daerah Jakarta dan sekitarnya.
Namun dirinya mengantisipasi adanya titik keramaian di sejumlah destinasi wisata, salah satunya melalui pos-pos pengamanan bersama Polri, TNI, Dishub, dan sejumlah organisasi lain termasuk Polair (Polisi Perairan).
Sebab menurutnya, wisata Jepara yang didominasi pantai akan memerlukan petugas yang berasal dari bidang tertentu. Ia mengatakan akan memfokuskan pengamanan utamanya pada pasca hari lebaran hingga H+7 atau pada perayaan festival lomban.
“Memang itu menjadi daya tarik wisata, apalagi bertepatan juga dengan hari jadi Jepara,” pungkasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)