KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyebut tantangan pembangunan di wilayah setempat semakin besar menyusul adanya kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat.
Ngesti mengungkapkan efisiensi anggaran di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang sendiri hingga saat ini masih dalam tahap penghitungan.
“Angkanya belum final karena memang masih proses,” kata Ngesti dalam rapat paripurna bersama DPRD dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-504 Kabupaten Semarang pada Selasa, 18 Maret 2025.
Menurutnya, efisiensi anggaran akan diterapkan pada perjalanan dinas dan alat tulis kantor (ATK) yang dipangkas hingga 50 persen.
Namun, Ngesti memastikan ATK yang berkaitan dengan perizinan maupun pelayanan publik akan dianggarkan sebagaimana urgensinya.
Ngesti juga menyatakan bahwa Pemkab Semarang akan mencarikan solusi terkait anggaran pembangunan infrastruktur yang telah direncanakan dan berdampak langsung untuk masyarakat.
“Misalnya pembangunan infrastruktur dan perbaikan jalan dan perbaikan irigasi yang menunjang ketahanan pangan ini kita pertahankan, atau kita carikan solusinya,” terangnya.
Selain itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat juga akan diprioritaskan dalam pembangunan di tahun 2025.
“Kami juga menyoroti tentang ketahanan pangan, daerah yang kekurangan air bersih, penyediaan lapangan kerja dan investasi, hingga percepatan pengurusan perizinan ini juga kita akan bahas bersama untuk kebaikan masyarakat nantinya,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening, menyoroti nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Semarang yang menjadi terendah di Jawa Tengah pada tahun 2023-2024.
“Tentu ini menjadi tamparan keras bagi kita semua, apalagi nilai tersebut menyangkut kinerja instansi pemerintah yang tentu berimplikasi pada pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Bondan juga mengungkapkan nilai SAKIP yang diperoleh tersebut harus menjadi bahan introspeksi dan evaluasi jajaran Pemkab Semarang.
“Tidak ada yang perlu ditutupi, ini harus diperbaiki, kita jujur saja, jangan sampai pembangunan dan pelayanan jangan hanya kemudian menjadi retorika, harus dilaksanakan secara menyeluruh,” tegasnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah lain yang harus dituntaskan.
“Terutama untuk pelayanan dasar, harus dipacu lebih keras agar lebih baik, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur harus ditingkatkan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)