KENDAL, Lingkarjateng.id – Sejak didirikan pada 2016 silam, Kawasan Industri Kendal (KIK) belum memiliki masjid yang menjadi sarana tempat ibadah bagi para pekerja muslim. Padahal, KIK berlokasi di Kaliwungu yang dikenal sebagai Kota Santri.
Dengan luas lahan mencapai 1.200 hektare, KIK telah menarik investasi dari berbagai perusahaan asing. Saat ini, tercatat ada sekitar 46 tenant yang sudah beroperasi yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian di Kendal serta membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Dengan belum adanya masjid di KIK, membuat ribuan karyawan harus keluar area untuk menunaikan kewajiban, terutama sholat Jumat.
Kondisi tersebut disayangkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kendal sekaligus Takmir Masjid Agung Kendal, KH Asroi Tohir.
Menurutnya, sholat Jumat hukumnya wajib bagi laki-laki muslim. Jika di kawasan industri tidak tersedia masjid, maka pengawasan terhadap karyawan yang meninggalkan area untuk sholat Jumat menjadi sulit.
“Banyak pekerja harus mencari masjid di luar kawasan, yang bisa menyebabkan keterlambatan mereka kembali ke tempat kerja. Bahkan, ada pekerja yang tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga harus menggunakan angkutan umum atau ojek untuk sholat Jumat, yang tentu berisiko membuat mereka terlambat kembali ke tempat kerja,” ujar KH Asroi Tohir.
Keberadaan fasilitas rumah ibadah ini akhirnya terjawab dan dipenuhi oleh pihak KIK. KIK merealisasikan pendirian masjid di kawasan tersebut yang ditandai dengan groundbreaking sekaligus dihadiri Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, pada Selasa, 18 Maret 2025.
Bupati Kendal berkesempatan menamai masjid yang akan dibangun dengan nama Masjid Baitul Makmur.
“Yang memberi arti harapan dan doa agar masyarakat diberikan kemakmuran, ketentraman melalui ikhtiar dan doa,” kata Bupati Kendal yang akrab disapa Mbak Tika itu.
Tika menyatakan pembangunan masjid di KIK merupakan sarana penunjang kawasan industri yang selayaknya disediakan untuk pekerja muslim dalam beribadah.
“Selama ini pekerja masih harus keluar kawasan saat akan melaksanakan ibadah, terutama sholat Jumat,” katanya.
Direktur Utama PT KIK, Didik Purbadi, menjelaskan pembangunan masjid di atas lahan seluas 3.248 meter persegi dengan rencana luas bangunan 625 meter persegi dan kapasitas untuk 700 orang itu telah disiapkan untuk para pekerja muslim di KIK.
Ia berharap masjid tersebut nantinya dapat menjadi sarana bagi masyarakat dan pekerja sekitar agar lebih giat dalam beribadah.
“Kami mohon doa agar pembangunan masjid ini bisa berjalan lancar. Karena masyarakat Kendal adalah masyarakat yang agamis dan religius tentunya masjid ini menjadi tonggak yang penting,” ujarnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)