SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kepala Bidang Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Muhamad Chomsul, mencatat bahwa total luas area berpotensi banjir di Jawa Tengah mencapai 935.504 hektare. Wilayah pantai utara (Pantura) disebut sebagai kawasan yang paling rawan terdampak banjir, terutama karena topografi rendah yang memudahkan luapan air dari daerah hulu.
Chomsul menjelaskan bahwa daerah rawan banjir tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dengan mayoritas berada di Pantura.
“Daerah seperti Kota Semarang bagian utara, pesisir Demak, serta kabupaten yang memiliki daerah aliran sungai (DAS) seperti Pati, Kudus, Pekalongan, dan Klaten sangat rentan terhadap banjir,” jelasnya pada Minggu, 13 Oktober 2024.
Ia juga menyebutkan beberapa sungai utama yang sering kali menyebabkan banjir di daerah tersebut, seperti Sungai Juwana di Pati, Sungai Wulan di Kudus, Sungai Dengkeng di Klaten, serta sungai-sungai lain di Banyumas.
Chomsul menjelaskan bahwa daerah-daerah rawan banjir terbagi menjadi tiga kategori: rendah, sedang, dan tinggi. Menurutnya, Kabupaten Cilacap memiliki area terbesar dalam kategori rendah dengan 2.384 hektare. Sementara, dalam kategori sedang, Kabupaten Grobogan mencatatkan luas 47.626 hektare, dan untuk kategori tinggi, Kabupaten Demak memiliki luas 53.960 hektare yang paling berisiko.
BPBD Jawa Tengah juga mengidentifikasi potensi banjir bandang di sejumlah daerah, terutama yang memiliki DAS yang rusak. Berdasarkan pemetaan BPBD, luas potensi bahaya banjir bandang mencapai 104.332 hektare, dengan Kabupaten Brebes menjadi daerah yang paling berisiko.
“Beberapa daerah pegunungan seperti Banyumas, Brebes, dan Cilacap memiliki risiko banjir bandang yang cukup tinggi karena DAS yang rusak,” tambah Chomsul.
Dalam upaya mitigasi, BPBD Jawa Tengah telah melakukan berbagai langkah preventif, termasuk sosialisasi dan pembentukan desa tangguh bencana.
“Kami bersama BPBD di kabupaten/kota terus melakukan sosialisasi, membentuk desa tangguh, dan melatih masyarakat untuk lebih siap dalam menghadapi potensi bencana,” ujar Chomsul.
Pihaknya berharap langkah-langkah tersebut mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, terutama di daerah yang sangat rentan terhadap ancaman banjir. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)