KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dalam rangka tahapan kampanye Pilkada Kabupaten Semarang 2024, pasangan calon (paslon) Ngesti Nugraha-Nur Arifah (Mutiara) gencar menyambangi masyarakat di wilayah setempat.
Beberapa lokasi yang disambangi Ngesti-Arifah di antaranya di Desa Genting yang ada di Kecamatan Jambu, Desa Ngadikerso di Kecamatan Sumowono, dan banyak wilayah lainnya.
Calon Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, menyampaikan rasa terima kasih atas banyaknya dukungan yang diberikan kepada paslon Mutiara di Pilkada Kabupaten Semarang.
“Banyak sekali yang kami sampaikan dan tekankan ke warga di masa kampanye ini, mulai dari imbauan dan menyampaikan program-program unggulan kami pada visi-misi yang kami usung ialah Bersatu, Berkepribadian, Sejahtera, dan Mandiri atau Berdikari,” ucapnya saat ditemui di Dusun Gondangan, Desa Ngadikerso, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, pada Selasa malam, 8 Oktober 2024.
Pada kesempatan itu, Ngesti Nugraha yang juga merupakan calon bupati petahana mengungkapkan beberapa program terkait kesejahteraan petani kopi dan sektor pertanian yang lainnya di Kabupaten Semarang.
“Di Dusun Gondangan di Sumowono ini, banyak warga yang berprofesi sebagai petani kopi, makanya kami akan bertekad menjadikan petani kopi ini sebagai tuan rumah di rumahnya sendiri, sehingga mampu menjadi salah satu sumber nafkah terbesar bagi warga di desa ini,” ucapnya.

Untuk itu, Ngesti Nugraha akan terus meningkatkan produktivitas kopi di Sumowono, salah satu caranya adalah dengan terus mengkonsumsi produk kopi asli Kabupaten Semarang.
“Karena konsumsi kopi di Kabupaten Semarang saat ini sudah mencapai 480 kilogram per bulannya. Dan ketika saya menjabat sebagai Bupati Semarang saya instruksikan seluruh OPD di wilayah kita ini untuk mengkonsumsi sekaligus mengenalkan produk kopi kita kepada daerah lainnya,” terang Ngesti Nugraha.
Tidak hanya itu, Ngesti Nugraha yang berpasangan dengan Nur Arifah juga menekankan bahaya judi online (judol) ke masyarakat di Dusun Genting Krajan, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.
“Judol ini selain meresahkan, juga dampaknya membuat kecanduan. Dan ini juga jadi perhatian kami. Selain mengingatkan kepada seluruh warga, kami juga sudah melakukan berbagai cara pencegahan judol ini marak di warga,” bebernya.
Cabup yang juga merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Semarang itu juga menyampaikan perihal kesejahteraan para pelaku seni budaya di Kabupaten Semarang.
“Di wilayah kita setidaknya ada 4.000 kelompok kesenian yang sampai saat ini masih melestarikan berbagai jenis kesenian budaya kita. Untuk itu, kemarin Pemkab Semarang setiap tahunnya menganggarkan dana total Rp 12 miliar untuk diberikan ke masing-masing kelompok seni itu untuk pembinaan,” paparnya.
Menurutnya, hal itu merupakan bentuk kehadiran pemerintah daerah dalam membantu dan mendukung pelestarian serta pengembangan seni budaya oleh kelompok kesenian. Menurutnya, seni budaya selain mendukung sektor pariwisata juga mampu menggerakkan roda perekonomian para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Setiap ada pertunjukan seni budaya di situ pasti juga akan menggerakkan UMKM yang ada di sekitarnya,” katanya.
Paslon Ngesti Nugraha-Nur Arifah mendapatkan amunisi dukungan dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Semarang dari Forum Petani Rawa Pening Bersatu (FPRPB). yang siap bergerak memenangkan pasangan yang diusulkan gabungan 17 partai politik tersebut.
Wakil Ketua FPRPB, Ismail Saleh, menyatakan bahwa dukungan kepada pasangan yang diusulkan gabungan 17 parati itu karena merasakan langsung keberpihakan dari Ngesti terhadap petani.
“Saat petani resah karena ada program revitalisasi, Bupati Ngesti hadir dan peduli untuk memberikan pendampingan sehingga kami merasa nyaman dan aman. Jadi pendampingan yang diberikan tidak hanya soal kebijakan, tapi juga gerakan petani yang menggarap lahan di pinggiran Rawa Pening. Termasuk pengurusan PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) sehingga lahan petani sudah bersertifikat,” ungkap Ismail.
Sementara itu, Ketua FPRPB, Suwestiyono, menyatakan para petani terkenang atas komitmen Ngesti dalam membantu para petani di Kabupaten Semarang.
“Antara 2020 sampai 2022 itu petani tidak bisa tanam, hingga kemudian kami dibantu sembako. Setelah itu, petani setiap tahun bisa tanam hingga dua kali setiap tahun, karena Ngesti Nugraha selalu memikirkan kesejahteraan kami. Salah satunya memberikan alat mesin pertanian (alsintan) sekaligus menerapkan sistem pertanian modern,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)