KENDAL, Lingkarjateng.id – Akorit Wafi Azizah, salah satu calon pekerja migran Indonesia (PMI) mengeluhkan terkait biaya proses imigrasi yang ditanggungkan kepada mereka. Ia menginginkan pemerintah untuk mempertimbangkan hal tersebut, apalagi jika terdapat calon PMI yang berasal dari warga kurang mampu.
Wafi menyampaikan, calon PMI menginginkan agar tidak lagi menanggung biaya pelatihan secara mandiri. Sebab, hal itu menjadi beban tersendiri. Terutama bagi yang berasal dari keluarga kurang mampu.
“Saya berharap pemerintah bisa memberikan solusi atau bantuan agar kami tidak lagi harus merasa beban dengan biaya pelatihan ini,” ujarnya di sela-sela mengikuti deklarasi dukungan pada Prabowo-Gibran pada Minggu, 5 Februari 2024.
Pihaknya berharap, pemerintah bisa menanggapi sekaligus mempertimbangkan dengan serius terkait pembiayaan ini.
“Harusnya pemerintah memahami kondisi yang dihadapi oleh calon PMI. Sehingga berusaha mencari solusi terbaik untuk membantu mengurangi beban biaya pelatihan mereka,” keluh Wafi, sapaan akrabnya.
Pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, kata dia, termasuk dengan lembaga pelatihan dan organisasi.
Hal ini guna menciptakan kebijakan yang mendukung dan melindungi hak-hak calon PMI. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa suaranya ini mewakili banyak calon PMI yang merasakan hal yang sama, namun tidak ada wadah untuk menyampaikan aspirasinya.
Calon PMI itu menilai, terkait pembiayaan ini bisa menjadi langkah awal untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik bagi calon PMI. Di mana, lanjutnya, kesempatan untuk mendapatkan pelatihan tidak lagi menjadi beban finansial berat bagi calon pekerja migran Indonesia. (Lingkar Network | Robison – Lingkarjateng.id)