KUDUS, Lingkarjateng.id – Siswa siswi SMK Duta Karya Kudus memperagakan prosesi pernikahan adat Jawa dalam Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan mengangkat tema tradisi kebudayaan Jawa yang digelar oleh sekolah tersebut.
Dalam acara tersebut, siswa siswi menampilkan enam tradisi dalam prosesi pernikahan adat Jawa yaitu ndodok lawang, lamaran, siraman, midodareni, akad, dan panggih.
Guru SMK Duta Karya sekaligus pegiat budaya di Kudus, Muchammad Zaini mengatakan bahwa, melalui Gelar Karya, pihaknya mengenalkan budaya Jawa kepada siswa siswi dengan cara yang kreatif agar siswa siswi tertarik.
“Ini kalau tidak kita kenalkan dengan cara-cara kreatif seperti ini, anak-anak tidak akan tertarik. Jadi kami konsep dengan gelar karya sebagai pendidikan karakter sekaligus mengenalkan budaya Jawa,” kata Zaini, pada Minggu, 17 Desember 2023.
Ia menuturkan, adanya praktik tersebut maka siswa siswi dapat belajar secara langsung seperti memperagakan siraman, di mana calon pengantin pria dan wanita memohon doa restu kepada kedua orang tua terlebih dulu. Lalu sepasang calon pengantin itu disiram atau diguyur air yang dicampur dengan beraneka ragam bunga.
“Siswa siswi yang mempraktikkan. Jadi mereka bisa belajar secara langsung sekaligus mengajarkan banyak nilai (kepada siswa siswi),” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Gelar Karya P5 Kelas XI SMK Duta Karya Kudus, Agnes Fajar Nur Nugraheny mengatakan bahwa, tujuan dari gelar karya P5 ini adalah untuk membentuk karakter siswa sekaligus mengenalkan adat kebudayaan Jawa, khususnya dalam prosesi pernikahan.
“Era sekarang ini sudah banyak yang tidak mengenal istilahnya, padahal di adat mantu Jawa pasti ada. Nah kami ingin mengenalkan itu, setiap prosesi pasti ada makna dan artinya,” kata Agnes.
Ia mengatakan, Gelar Karya bisa menjadi sarana siswa siswi untuk belajar budaya Jawa dan diharapkan generasi muda tetap nguri-uri budaya tersebut.
“Setelah (siswa siswi) mengenal (tradisi Jawa), harapannya mereka akan ikut nguri-uri. Bisa mengetahui tradisi ndodok lawang, nakokno, resepsi, akad, dan sebagainya,” tuturnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)