WONOSOBO, Lingkarjateng.id – Presiden RI Joko Widodo menunjuk langsung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka Stunting. Hal ini menunjukkan begitu konsen Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pertumbuhan anak ini. Penurunan Stunting pun digaungkan secara masif di seluruh pelosok negeri dari pusat kota hingga pelosok desa, termasuk di Kabupaten Wonosobo.
Sosialisasi Bangga Kencana dan Penurunan Angka Stunting di Wonosobo pun digelar dalam rangka Hari Ibu, pada Senin, 13 November 2023 di Pendopo Kabupaten Wonosobo. Sejumlah Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Kader diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Inspektur utama BKKBN Ari Dwikora Tono, menyampaikan bahwa, mencegah stunting itu Penting. Stunting merupakan gagal tumbuh dan berkembang pada anak terutama di 1.000 hari pertama kehidupan.
Hal ini perlu ditegaskan kepada masyarakat dan TPK bahwa stunting akan menurunkan kualitas produktivitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM).
“Pada gangguan jangka pendek, stunting bisa mengakibatkan gangguan perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme tubuh,” ujar Ari saat menjadi pembicara di acara tersebut.

Ia menambahkan, dalam jangka panjang, stunting dapat menurunnya kognitif dan prestasi belajar anak, mudah sakit, dan berisiko terserang beberapa penyakit berat.
Menurutnya, TPK harus mengetahui semua pengetahuan soal stunting, karena kesuksesan dalam menurunkan angka stunting salah satunya ada pada TPK, karena TPK berhubungan langsung dengan keluarga.
TPK, kata Ari, terdiri dari Bidan, Kader PKK, dan Kader Posyandu yang berkolaborasi memastikan balita atau baduta aman dari stunting.
“TPK melakukan pemantauan mulai calon pengantin kemudian ibu hamil hingga anak yang dilahirkan berusia 5 tahun tidak boleh lepas dari pengamatan,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan, guna mencapai target penurunan stunting di Wonosobo, pihaknya mengajak tim percepatan penurunan stunting untuk bekerja lebih keras, saling berkoordinasi, kolaborasi, koneksitas dan saling perkuat komitmen.
Selain itu, ia juga menekankan untuk memperkuat kemitraan dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan.
“TPK mempunyai tugas penting memberikan pendidikan dan pendamping kepada pasangan muda sebelum hamil hingga melahirkan, sampai anak mencapai usia 5 tahuh, tidak boleh terlewat dan selalu dibantu,” ujar Afif.
Afif menambahkan, semua pihak harus meningkatkan komitmen dalam menanggulangi permasalahan stunting bersama-sama, dan program yang telah dirancang mampu direalisasikan dengan baik.
“Kepada semua pihak tidak hanya TPK, adanya kesamaan program dan kerjasama sinergis, dapat berkontribusi untuk mencapai target 14 persen stunting pada tahun 2024, bahkan untuk mewujudkan Wonosobo menuju zero New stunting,” tuturnya. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Lingkarjateng.id)