PATI, Lingkarjateng.id – Kinerja Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah kembali mendapat kritik tajam dari Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Teguh Bandang Waluyo.
Bandang menyebut Pati yang sekarang dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Henggar Budi Anggoro tak mampu berbuat banyak ketika terjadi macet di Jalan Pantura Juwana-Rembang yang menjadi PR menahun. Perbaikan jalan di Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati berimbas pada menumpuknya kendaraan bahkan kemacetan terjadi hingga belasan kilometer.
Menurutnya, Pj Bupati Pati yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah seyogyanya mampu memberi alternatif mengenai persoalan ini. Kendati jalan Pantura bukan kewenangan provinsi, namun seharusnya bisa dilakukan melalui komunikasi dan koordinasi kepada pemerintah pusat.
“Dan yang paling parah itu hari ini dicatat adalah macet berkilo-kilo. Dia itu Pj sekaligus Dinas Perhubungan Provinsi,” ujar Bandang belum lama ini.
Perbaikan Jalan Pantura Batangan Bikin Macet Parah, Kendaraan Mengekor Sampai Rembang Kota
Sehingga dengan kewenangannya sebagai Kepala Dishub Provinsi Jawa Tengah ini, kata Bandang, seharusnya mampu mengurai kemacetan yang ada di Jateng termasuk yang kini tengah terjadi antara Pati-Rembang.
“Sebelum masuk ke kemacetan harusnya (kendaraan) yang masuk Demak disaring, dong, misalnya yang mau ke Surabaya belok kanan lewat Grobogan. Dia itu mampu kok ngatur Demak, Grobogan, Jepara dan ngatur Kudus. Karena dia Kepala Dinas Perhubungan Provinsi,” sambungnya.
Lebih lanjut, menurut Bandang, tidak hanya memberikan alternatif kepada kendaraan truk-truk besar lewat jalur lain. Seharusnya, berdasarkan catatan di Kabupaten Pati sebelumnya juga pernah mengalami kemacetan parah yaitu ketika pembangunan jembatan Juwana. Sehingga, hal itu harus dijadikan pengalaman dengan mengambil ancang-ancang strategi.
“Sebelum terjadi kemacetan, dia sudah memperhitungkan, dong. Wong ini tidak terjadi sekali dua kali. Dulu ketika dibongkar jembatan (Juwana) berarti sudah pengalaman dong,” tandas wakil rakyat asal Kecamatan Tayu ini.
Macet di Jalan Pantura Batangan, Kendaraan di Jalur Pati-Rembang Mengular hingga Jalan Lingkar
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro menyebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta dan pengerjaan jalan Pantura akan selesai pada tanggal 10 Desember 2023.
“Untuk yang kemacetan di Batangan, komunikasi terakhir saya dengan BBPJN bahwa pekerjaan akan selesai tanggal 10 Desember, sehingga untuk arus lalu lintas selama Natal dan Tahun Baru (NATARU) Insya Allah sudah berjalan dengan normal. Saat ini saya masih komunikasi terus dengan BBPJN untuk percepatan-percepatan yang harus dilakukan,” ujarnya saat dihubungi pada Senin, 20 November 2023.
Ia terus meminta para petugas di lapangan untuk mengintensifkan komunikasi terkait kendala-kendala yang harus segera ditindaklanjuti agar kemacetan tidak semakin parah dan masyarakat bisa lekas beraktivitas dengan normal kembali.
“Jadi saat ini tetap fokus proses pekerjaan karena kemarin saya juga sampaikan kondisi saat ini yang terjadi di lapangan, dan saya meminta untuk selalu komunikasi dengan petugas yang ada di lapangan agar kemacetan tidak semakin parah,” bebernya.
Ia merekomendasikan pengguna kendaraan roda dua untuk lewat jalur alternatif. Namun untuk kendaraan besar tetap berada di jalur utama. Hal inilah yang justru menjadi kendala bagi para kendaraan besar, karena terjebak di kemacetan hingga berjam-jam.
Ruas Jalan Pantura Rembang Mulai Dibeton, Pengendara Dialihkan Lewat Jalur Alternatif
Seperti yang dikeluhkan salah satu sopir truk, Muhammad Nabil (34). Ia mengaku sudah lebih dari 9 jam dirinya terjebak kemacetan di wilayah Kabupaten Rembang. Biasanya ia hanya membutuhkan waktu 6 jam perjalanan dari Sidoarjo menuju Jepara pada Jumat, 17 November 2023.
“Sudah dari jam 11 malam terjebak macet. Biasanya ya kurang lebih 6 jam sampai di Jepara dari Sidoarjo, ini sudah molor. Belum jalan sama sekali dari semalam,” ujarnya.
Dirinya berharap, pelaksana proyek segera menyelesaikan pengerjaan jalan. Agar biaya perjalanan sopir seperti dirinya tidak membengkak.
“Semoga segera lancar dan ada keuntungan dari biaya pengiriman untuk kami,” harapnya.
Hal senada juga diungkapkan sopir truk lainnya, Rukun Santosa (52) yang mengaku pengiriman paket yang dibawanya dari Surabaya ke Juwana Kabupaten Pati dipastikan molor. Bahkan dirinya merasa heran pekerjaan di jalan Pantura Pati-Rembang dari dulu tak kunjung selesai. Padahal ia selalu menggunakan akses jalan Pantura untuk mengirim barang.
“Padahal Rembang-Juwana itu cuma 10 kilometer, masak dibangun sampai 2 tahun, 10 kilometer padahal. Setiap 1 minggu sekali saya lewat sini,” kritiknya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto/R. Teguh Wibowo – Lingkarjateng.id)
