Tumpukan Sampah Menggunung di Tambakrejo Semarang

MENUMPUK: Tumpukan sampah di Tambakrejo, Kota Semarang kini menyerupai pulau plastik dengan luas sekira lapangan sepak bola. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

MENUMPUK: Tumpukan sampah di Tambakrejo, Kota Semarang kini menyerupai pulau plastik dengan luas sekira lapangan sepak bola. (Adimungkas/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Tumpukan sampah seluas sekitar lapangan sepak bola muncul di kawasan Tambakrejo, Tanjung Emas, Kota Semarang. Banyaknya sampah yang menumpuk dari berbagai jenis, yakni sampah plastik industri dan sampah rumah tangga.

Warga setempat menyebutnya “Pulau Plastik”. Pasalnya, sampah plastik mendominasi tumpukan tersebut. Anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah, Iqbal Alma mengatakan, daerah yang dinamakan Pulau Plastik tersebut sebelumnya adalah kawasan mangrove. Hanya saja, mangrove tersebut dihilangkan karena adanya pelebaran sungai BKT.

“Fenomena yang hampir langka adanya penumpukan sampah kali ini, dulunya mangrove. Hanya saja ada pelebaran jalan, mangrove tersebut dihilangkan sehingga dampaknya seperti ini,” ujarnya.

DPUPR Blora Imbau Warga Tidak Buang Sampah di Sungai

Seperti diketahui luasan pulau sampah kini melebih luasan lapangan sepak bola dengan tinggi sampah dari bawah hingga menjulang tinggi diperkirakan sekitar 5-7 meter. 

Mangrove yang dulunya sebagai pionir dalam menangani abrasi pantai, kini kawasan tersebut menjelma menjadi pulau sampah. Selain itu, akibat dari tumpukan sampah tersebut dapat mengurangi sebagian mata pencaharian warga untuk memenuhi kebutuhan hidup.

“Hal ini sangat mempengaruhi bagi warga, seperti memancing tidak bisa. Setiap memancing selalu dapat sampah plastik,” ungkap Iqbal.

Pati Miliki 20 Desa Kumuh Akibat Permasalahan Sampah

Kemudian terkait dengan pembersihan, Walhi dibantu dengan warga dan mahasiswa sudah berupaya untuk membersihkan sampah, namun tindakan pembersihan sampah dinilai sia-sia. Setiap hujan datang, sampah-sampah tersebut kembali menumpuk dan menyatu kembali di sekitar area tersebut, sehingga sampah menjadi tak terbendung.

“Sudah dibersihkan, hanya saja sampah kembali lagi, sampah-sampah pada ngumpul menuju kesini,” tambahnya.

Sementara warga Tambakrejo, Masruhan (48) mengungkapkan, sebenarnya sampah sampah ini sudah sangat lama, hanya saja tidak ada tindak lanjut dari pemerintah untuk menangani. 

Masruhan menjelaskan pembentukan kumpulan sampah yang hampir menyerupai pulau terjadi sekitar 2 tahun yang lalu.

Resah akan Timbunan Sampah, Osadhani Dirikan Toko Kelontong Ramah Lingkungan

“Sudah lama, Mas.Hanya saja, baru-baru ini sampah menumpuk,” ungkapnya.

Terkait dengan penumpukan sampah kata Masruhan, dikhawatirkan jika seandainya masyarakat menilai warga Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang memiliki kebiasaan hidup kotor. Padahal menurutnya tidak seperti itu, pasalnya sampah-sampah tidak datang dari pemukiman warga setempat, namun datang dari wilayah Kota Semarang bahkan luar Kota Semarang. 

“Sampah-sampah tersebut tak hanya datang dari Kota Semarang, melainkan juga datang dari daerah lain terutama ketika musim hujan,” tambahnya.

Dampak terbesar dari penumpukan sampah yakni terancamnya ekosistem biota laut. “Ikan-ikan sudah langka, apalagi setiap memancing selalu dapat plastik, atau bahkan Pampers,” ucap Masruhan. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)

Exit mobile version