BOYOLALI , Lingkarjateng.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat perhatian terhadap dunia pesantren melalui berbagai program pemberdayaan. Salah satunya adalah pesantren obat. Program ini untuk meningkatkan kesehatan, kebersihan, dan kemandirian lingkungan pesantren.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, program tersebut merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pesantren tidak hanya dari sisi pendidikan dan spiritual, tetapi juga dari aspek kesehatan dan kesejahteraan.
“Program pesantren obat ini sudah kami luncurkan bertepatan dengan Hari Santri. Pesantren tidak hanya berbicara tentang ilmu agama, tetapi juga harus menjadi tempat yang sehat dan mandiri,” ujar Gus Yasin saat menghadiri puncak Anugerah Duta Santri Nasional 2025 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat sore, 24 Oktober 2025.
Menurutnya, istilah pesantren obat bukan semata-mata terkait pengobatan, tetapi mencakup berbagai upaya menjaga kebersihan, kesehatan lingkungan, dan keharmonisan sosial di lingkungan pondok.
“Menjaga lingkungan itu bagian dari akhlak. Kalau pesantren bersih, santri sehat, dan masyarakat di sekitarnya rukun, maka keberkahan akan muncul. Itulah makna pesantren obat,” jelasnya.
Ia menjelaskan, konsep Pesantren Obat juga sejalan dengan nilai-nilai tradisi pesantren seperti roan atau kerja bakti. Dalam pandangan pesantren, kegiatan roan tidak hanya sekadar bersih-bersih fisik, tapi juga membangun kesadaran sosial dan spiritual di tengah masyarakat.
“Roan itu bukan hanya soal kebersihan. Tapi juga bagaimana kita menjaga kerukunan, saling membantu, dan menebar manfaat bagi sekitar. Itulah bentuk nyata pesantren obat,” imbuhnya.
Gus Yasin menegaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama pemerintah pusat kini semakin memperhatikan kebutuhan pesantren, baik dari segi fasilitas, kesehatan, maupun pemberdayaan ekonomi.
“Kami di Jawa Tengah menambah perhatian kepada pondok pesantren, dan pemerintah pusat juga memperkuat dukungan itu. Pesantren menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa,” tandasnya.
Melalui program ini, diharapkan setiap pesantren mampu menjadi pusat peradaban kecil yang tidak hanya menanamkan ilmu agama, tetapi juga menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif.
“Pesantren obat adalah simbol perubahan. Santri tidak hanya belajar, tapi juga menyehatkan lingkungan dan masyarakat sekitarnya,” pungkas Gus Yasin.
Jurnalis: Angga Rosa
Editor: Sekar S


































