REMBANG, Lingkarjateng.id – Bumi Perkemahan Karangsari Park yang terletak di Desa Sudo, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, kini tampak terbengkalai dan mati suri. Padahal, kawasan ini dulunya dikenal sebagai salah satu bumi perkemahan terbaik dan terluas di Jawa Tengah.
Berdasarkan pantauan langsung wartawan lingkarjateng.id, sejumlah bangunan di area tersebut terlihat rusak, tertutup dedaunan kering, dan tidak lagi menunjukkan tanda-tanda aktivitas kepramukaan. Keadaan ini menjadi perhatian serius Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Tengah.
Ketua Kwarda Jawa Tengah, Budi Prayitno mengungkapkan bahwa Karangsari Park memiliki nilai historis dan strategis tinggi bagi gerakan pramuka di Jawa Tengah.
“Rembang ini, pada waktu kami menjadi Wakil Ketua Kwarda Jawa Tengah bidang Giatop, bumi perkemahan Rembang ini adalah yang terluas dan terbaik. Pernah menyelenggarakan Jambore Daerah yang dihadiri Gubernur Mardiyanto, Sekda, dan seluruh kepala daerah. Mereka semua menginap di tenda. Itu sangat membanggakan,” ungkapnya saat hadir di acara pantikan Kwarcab Rembang pada Jumat, 12 September 2025.
Menurutnya, jika bumi perkemahan ini direvitalisasi dan dimanfaatkan kembali, maka Karangsari Park bisa menjadi pusat pendidikan, latihan, dan rekreasi generasi muda, bukan hanya untuk pramuka, tapi juga bagi seluruh pemuda di Jawa Tengah.
“Semua potensi kepemudaan bisa memanfaatkan fasilitas itu. Mudah-mudahan ini menjadi harapan kami dari Kwarda, karena dulu sangat membanggakan. Pernah ada forum nasional dan semua puas. Kalau itu bisa dihidupkan kembali, akan sangat bagus,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kwarcab Rembang 2025–2030, Gunasih, yang baru saja dilantik, menjadikan pengaktifan kembali bumi perkemahan Karangsari sebagai program prioritas.
“Begitu saya ditetapkan sebagai Ketua Kwarcab, saya langsung menjadikan penghidupan kembali Karangsari sebagai program utama. Tahun ini kami akan membuat DED atau masterplan pembangunan. Insyaallah tahun depan kita mulai penataan fasilitas umum dan penghijauan,” jelas Gunasih saat diwawancarai Lingkarjateng.id, Jumat, 12 September 2025.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini luas lahan bumi perkemahan yang semula sekitar 20 hektare diperkirakan menyusut menjadi 15–17 hektare. Oleh karena itu, Kwarcab Rembang telah bersurat kepada BPN untuk pengukuran ulang dan rencana pemasangan pagar hidup guna menjaga tapal batas dan memperkuat aspek penghijauan.
Terkait pendanaan, Gunasih menyatakan pihaknya akan menggandeng berbagai pihak, termasuk BUMN seperti Djarum dan Semen Indonesia, serta berupaya memperoleh dukungan dari APBN dan APBD.
Sebagai langkah awal revitalisasi, Kwarcab Rembang akan mengadakan kerja bakti pada 20 September 2025. Seluruh Kwaran diharapkan mengirimkan masing-masing 20 anggota sebagai perwakilan, sementara Kwaran Sulang akan mengerahkan seluruh anggota.
“Rencananya tanggal 20 kita kerja bakti, bersih-bersih bumi perkemahan. Setelah itu dilanjutkan dengan orientasi atau retreat untuk pengurus baru, agar mereka memahami tugas dan kondisi riil di lapangan,” ungkap Gunasih.
Ia menyebut kegiatan tersebut juga sekaligus menjadi upaya membangun kembali semangat kepemudaan dan kepramukaan di Rembang melalui pengalaman langsung di Karangsari Park.
Jurnalis: Muhammad Faalih
Editor: Sekar S


































