KUDUS, Lingkarjateng.id – Muria Batik merupakan pelopor kebangkitan batik khas Kabupaten Kudus. Keunikan produk Muria Batik yakni karena motifnya yang mengangkat berbagai kearifan lokal.
Berdiri sekitar tahun 2005, produk-produk Muria Batik kini sudah sampai ke kancah internasional. Penggemar karya Muria Batik tidak hanya dari dalam negeri, melainkan hingga mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Eropa, Paris, Jerman hingga Amerika.
Pemilik Muria Batik Kudus, Yuli Astuti, menyampaikan bahwa motif-motif di setiap karyanya menampilkan kearifan lokal yang ada di Kudus. Diantaranya seperti Parijoto, Kapal Kandas, Kretek, Menara Kudus, Tari Kretek hingga cerita sejarah masyarakat setempat dan lain sebagainya.
“Semua motif yang kami angkat itu tentang kearifan lokal di Kudus. Banyak sekali yang sudah kami buat, mungkin mencapai ratusan,” ucapnya.
Pertahankan Teknik Manual, Bordir Icik Dahlia Kudus Jadi Langganan Para Pejabat
Berbagai ikon kearifan lokal dipilih menjadi motif produk-produk Muria Batik karena Yuli ingin mengangkat kembali batik khas Kudus.
“Muria Batik ini termasuk pelopor Batik Kudus. Jadi supaya dapat kepercayaan masyarakat tentang Batik Kudus, kami kenalkan motif dengan unsur kearifan lokal, jadi setiap karya ada cerita atau historinya,” terangnya.
Ada dua jenis batik yang ditawarkan, yakni batik tulis dan cap. Produk yang dijualnya yakni mulai dari kain hingga pakaian.
“Proses pembuatan satu batik bervariasi, mulai dari satu minggu hingga satu tahun. Tergantung proses dan detail motifnya,” tuturnya.
Galeri produk Muria Batik dapat ditemui di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
Bukan hanya produksi produk batik, Muria Batik juga rutin menggelar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan membatik bagi perempuan maupun siswa luar biasa (SLB).
“Belum lama ini kami juga mendapat BUMN UMKM Award 2025 tentang pemberdayaan masyarakat,” sebutnya.
Jurnalis: Nisa Hafizhotus Syarifa
Editor: Ulfa

































