KUDUS, Lingkarjateng.id – SMP 2 Kudus merancang Program Praktik Baik PERMATA (Pencegahan dan Edukasi Ramah Anak Tanpa Ancaman) sebagai upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa.
Program Praktik Baik PERMATA merupakan respons aktif pihak sekolah terhadap berbagai gejala awal aksi perundungan yang muncul di lingkungan pendidikan tersebut.
Kepala SMP 2 Kudus, In Setyorini, mengungkapkan bahwa latar belakang pelaksanaan program ini bersumber dari data musyawarah guru bimbingan konseling (MGBK) yang mencatat sedikitnya 15 kasus perundungan.
Rinciannya meliputi 12 kasus verbal, seperti penghinaan terhadap nama dan pekerjaan orang tua; dua kasus kekerasan fisik ringan, seperti menantang berkelahi dan merusak fasilitas kelas; serta satu kasus pelecehan dalam bentuk menggoda teman lawan jenis.
“Ditemukan beberapa tindakan yang mengarah pada aksi perundungan, terutama dalam bentuk verbal bullying seperti mengejek, mengolok-olok, dan mengancam. Ini menjadi perhatian serius kami,” terang Setyorini.
PERMATA dirancang sebagai upaya pencegahan berkelanjutan, dengan menguatkan potensi sekolah melalui pembiasaan positif dan sosialisasi.
Program ini juga menekankan pentingnya pendampingan bagi korban maupun pelaku bullying atau perundungan.
Program PERMATA diharapkan bisa menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, serta membangun keterampilan sosial siswa seperti komunikasi sehat, penyelesaian konflik tanpa kekerasan, dan penguatan hubungan antar teman.
“Sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari rasa takut dan tekanan. Lewat PERMATA, kami ingin membentuk budaya positif di mana tindakan bullying tidak mendapat tempat,” tegas Setyorini.
Jurnalis: Fahtur Rohman
Editor: Ulfa

































