Lestarikan Seni Daerah, M. Zen Minta Seniman Pati Lebih Inovatif

M Zen minta Seniman Pati Lebih Inovatif

DIALOG: Diskusi Kebudayaan Ketoprak bersama Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, M. Zen (tengah), Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Hardi Jadmiko (kiri) serta Pelaku Seni Ketoprak Kabupaten Pati. (Ika Tamara/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), M. Zen meminta para seniman, khususnya pelaku seni Ketoprak di Pati, agar lebih inovatif serta memegang teguh unsur-unsur khas seni daerah. Menurutnya, jika tidak ada inovasi baru, ada kekhawatiran masyarakat akan meninggalkan kesenian, khususnya kesenian daerah.

Hal itu disampaikan Politikus PKB itu saat menjadi narasumber dalam Prime Topic, yang diselenggarakan di Wisata Sendang Sani, Tlogowungu, Pati

 “Ada kultur yang harus diperuntukkan untuk anak muda di sini (dalam kesenian daerah, Red),” ungkapnya.

Lebih lanjut, Zen juga berbicara mengenai urgensi menghidupkan kembali kesenian tradisional. Serta membangkitkan ghirah (semangat) masyarakat Jawa Tengah, khususnya di Bumi Mina Tani untuk melestarikan kembali seni Ketoprak.

4 Kades Asyik Karaoke saat PPKM, Seniman Pati: Inikah Keadilan?

“Kesenian Ketoprak ini bukan bukan hanya hiburan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Namun, sekarang ini mulai kendor. Maka melalui kegiatan dialog yang disiarkan secara virtual ini, diharapkan ada semangat kembali untuk melestarikan kebudayaan Pati, khususnya kesenian tradisional Ketoprak,” paparnya.

Pihaknya berharap, ada afirmasi dari Pemerintah Daerah untuk memberi fasilitas kegiatan-kegiatan virtual bagi seniman. Hal itu sebagai upaya untuk menyelamatkan kebudayaan-kebudayaan kesenian yang ada.

Dia juga berpesan kepada masyarakat untuk ikut serta melestarikan kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Pati, khususnya Ketoprak.

“Daripada nonton atau menghadiri kegiatan yang tidak jelas, yang memiliki potensi tawuran tinggi, lebih baik melestarikan kesenian tradisional. Lalu untuk masyarakat yang punya hajat, ayo undang para seniman-seniman ini sembari terus mempertahankan budaya kesenian ketoprak khas Pati, tentu dengan menerapkan prokes ketat,” tandasnya.

Seniman Pati Sepi Job di Kandang Sendiri, Berharap Izin Pentas Segera Turun

Di sisi lain, Susanto Markonyik, perwakilan pelaku kesenian Kabupaten Pati menyampaikan keluh kesahnya, terkait selama dua tahun ini dari pihak pemerintah belum memberikan izin untuk diadakannya kegiatan pentas seni.

“Padahal,dari klaster pendidikan saja sudah diperolehkan untuk melakukan pertemuan tatap muka, tetapi mengapa untuk pertunjukkan seni belum diperbolehkan?” keluhnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Hardi Jadmiko mengungkapkan, terkait masalah izin pentas terbuka memang belum diizinkan.

“Perizinan terkait pentas Ketoprak ini sebenarnya diperbolehkan, asal berada di gedung yang tertutup, serta dengan protokol kesehatan. Namun di Pati ‘kan gedung keseniannya bisa dikatakan belum ada. Meskipun ada gedung kesenian di sebelah Stadion Joyo Kusumo, tapi jika diadakan pentas di sana nanti jadinya pentas terbuka, dan pengawasannya susah, serta prokesnya tidak nyaman,” urainya. (Lingkar Network | Koran Lingkar)

Exit mobile version