Pj Wali Kota Salatiga Ajak Stakeholder Keroyokan Atasi Stunting

TILIK KAMPUNG: Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi memberikan hadiah boneka kepada anak balita saat menyambangi anak stunting di Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga pada Jumat, 22 September 2023. (Prokompim Setda Salatiga/Lingkarjateng.id)

TILIK KAMPUNG: Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi memberikan hadiah boneka kepada anak balita saat menyambangi anak stunting di Desa Noborejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga pada Jumat, 22 September 2023. (Prokompim Setda Salatiga/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.idPemerintah Kota (Pemkot) Salatiga terus gencarkan langkah guna menurunkan persoalan stunting. Targetnya yakni angka stunting hingga nol persen di akhir tahun 2024.

Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N. Rachmadi, menyatakan pihaknya fokus terhadap program penanganan stunting yang telah digulirkan. Dia meminta semua pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan swasta untuk membantu menangani kasus stunting. 

Penanganan stunting harus dilakukan secara keroyokan. Dengan demikian, stunting akan cepat tertangani. Dan saya optimis dengan langkah yang telah diterapkan, target nol persen pada akhir 2024 bisa tercapai,” ujarnya, pada Jumat, 21 September 2023.

Sinoeng menyatakan, dirinya juga terus memantau stunting, termasuk ketika observasi tilik kampung yang dilakukan setiap Jumat.

Tilik kampung di Kelurahan Noborejo kali ini, Sinoeng mengunjungi salah satu keluarga di Noborejo kulon yang mempunyai balita yang terindikasi stunting. Sinoeng juga memberikan bantuan makanan pada mereka.

“Saya menemui salah satu warga yang memiliki anak dibawah tiga tahun (batita) yang kena stunting. Tadi kita serahkan bantuan berupa susu, telur, kacang hijau, dan lainnya,” ungkapnya.

Pihaknya mengaku adanya partisipasi dan inisiasi pula dari perusahaan di sekitar Kelurahan Noborejo serta kelompok masyarakat sini.

Selain itu, Sinoeng juga mengingatkan untuk para warga agar segera dilakukan penanganan jika ditemui kasus stunting di wilayah sekitar.

“Kita harus cepat lapor kepada RT, rajin ke posyandu, agar mudah diketahui dan terpantau apabila ada kasus stunting di wilayahnya,” imbuhnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)

Exit mobile version