Pemkot Salatiga Dorong Petani di Kecandran Lakukan Hilirisasi Hasil Pertanian

Ketua TP PKK Salatiga, Anita Yasip (dua dari kiri), didampingi Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani (paling kiri), saat memberikan paket sembako kepada warga di Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, pada Rabu, 16 Oktober 2024. (Dok. Prokompim Setda Salatiga/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga mendorong para petani di wilayah Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, dan daerah lainnya di Salatiga untuk melakukan hilirisasi hasil pertanian.

“Kecandran basicnya adalah pertanian, maka pertahankan. Coba kita lakukan hilirisasi. Ketika panjenengan menjual hasil pertanian, itu bukan hasil pertanian murni. Kalau padi, maka yang dijual ke pasar sudah dalam bentuk beras dalam kemasan,” kata Penjabat (Pj.) Wali Kota Salatiga Yasip Khasani saat sambang warga di Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, pada Rabu, 16 Oktober 2024.

Dalam sambang warga di Kecandran, Yasip tidak menjumpai kemiskinan ekstrem. Meski demikian, masih ada 900 orang miskin yang harus dituntaskan melalui program-program pemerintah.

Adapun untuk 40 anak stunting di Kecandran, kata Yasip, menjadi kewajiban semua pihak untuk mengentaskannya, termasuk pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) yang akan bergerak menurunkan angka stunting pada level paling rendah.

Ia juga berharap agar ketua RT maupun RW bisa berpartisipasi untuk melakukan pemantauan, termasuk pada ibu hamil yang kurang sehat.

“Di sini banyak peran RT dan RW, tapi peran yang paling utama adalah melakukan identifikasi lebih valid terhadap warganya yang menganggur, miskin, dan stunting,” ujarnya.

Yasip mengungkapkan, ada beberapa hal yang membutuhkan partisipasi RT maupun RW selaku bagian dari Pemkot Salatiga. Sebagai aparatur pemerintah di level paling dekat dengan masyarakat, ada beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian, seperti inflasi yang ditandai dengan naiknya harga kebutuhan pokok.

Dia berharap inflasi di wilayah Kelurahan Kecandran bisa ditekan, salah satunya terkait dengan peningkatan hasil pertanian.

Lurah Kecandran, Nugroho Budi Raharjo, mengungkapkan bahwa wilayahnya memiliki 7 RW dan 27 RT. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 7.000 jiwa, sebagian besar mata pencaharian warganya adalah petani dan peternak.

“Saat ini kami sedang merintis penanaman bibit durian di wilayah Gamol. Dalam waktu tiga atau 4 tahun ke depan diharapkan sudah menjadi destinasi wisata kampung durian,” ucapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version