SALATIGA, Lingkarjateng.id – Sebagian warga Kota Salatiga kesulitan mendapatkan LPG 3 kg dalam beberapa hari belakangan. Warga bahkan terpaksa beradu nasib mencari gas ke penjual di daerah lain yang belum tentu memiliki stok.
Kondisi tersebut setidaknya terjadi di daerah Gamol, Kecamatan Sidomukti. Dalam beberapa hari terakhir ini, warga mengaku kesulitan mendapatkan LPG 3 kg lantaran stok di tingkat pengecer sedikit dan cepat habis.
“Sudah satu minggu ini, gas 3 kg sulit didapat. Untuk mendapatkannya saya harus mencari hingga daerah lain. Itu pun susahnya minta ampun dan baru dapat di warung kecil yang sepi pembeli,” kata Darmiyanto (53), warga Gamol, pada Minggu, 18 Februari 2024.
Darmiyanto mengatakan masyarakat sangat bergantung pada ketersediaan bahan bakar gas untuk keperluan rumah tangga. Oleh karena itu dia berharap distribusi LPG 3 kg ke pangkalan atau ke pengecer segera normal.
“Kalau gas di rumah habis dan tidak ada yang jual, terus mau masak pakai apa? Mau masak pakai kayu bakar, tempatnya tidak ada,” ucapnya.
Sementara itu, pengecer LPG 3 kg di Blotongan, Endah (32), menuturkan bahwa pangkalan sering kosong karena stok dari agen dikurangi. Akibatnya, pasokan ke pengecer juga dikurangi agar semua pengecer dapat bagian.
Pengurangan stok LPG 3 kg, menurut Endah, berimbas pada lambatnya perputaran modal sehingga pendapatan yang dihasilakan juga ikut berkurang.
“Jujur saja, kondisi ini sangat merugikan. Perputaran uang menjadi lambat dan pendapatan menurun,” ujarnya.
Disinggung soal harga jual LPG 3 kg, Endah menyebut memang tidak ada kenaikan. Dirinya biasa menjual bahan bakar gas subsidi itu seharga Rp20.000 per tabung.
“Meski sulit, saya tidak menaikkan harga. Sebab harga dari pangkalan juga tidak naik,” ungkapnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)