SALATIGA, Lingkarjateng.id – Sebanyak 200 kepala keluarga di Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga mengalami kesulitan air bersih. Untuk mendapatkan air bersih, warga hanya bisa mengandalkan bantuan dari berbagai pihak.
Lurah Randuacir, Dian Wida, menyampaikan bahwa kondisi kekeringan di Randuacir sudah terjadi sejak Juni lalu. Pada musim kemarau tahun ini, setidaknya ada 5 RW yang terdampak. Imbasnya, sebanyak 200 kepala keluarga kesulitan mendapatkan air bersih.
“Sampai sekarang untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengandalkan bantuan dari berbagai pihak. Sebelumnya warga masih bisa mengambil air dari sumur dangkal. Tapi sekarang debit airnya sudah habis lantaran tidak ada hujan,” ujarnya pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurutnya, kemarau tahun ini terhitung panjang dan dampaknya cukup parah. Hampir 50 persen warga Randuacir kesulitan air bersih.
Dian mengatakan, sejauh ini sudah ada bantuan air bersih dari berbagai pihak sebanyak 200.000 liter atau setara 50 tangki. Bantuan tersebut sangat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan air bersih karena semua sumber air yang ada sudah mengering.
“Saya bersyukur tiap hari ada bantuan. Rata-rata per minggu wilayah kami menerima bantuan air bersih sebanyak 20 hingga 30 tangki,” jelasnya.
Disinggung mengenai upaya penanggulangan kekeringan, Dian menyatakan pihaknya bersama warga telah melakukan berbagai langkah.
“Diantaranya melakukan penanaman pohon, pembuatan biopori, membuat penampungan air hujan dengan daya tampung sekira 10.000 liter. Selain itu, juga telah membuat 120 titik sumur resapan,” terangnya.
Dia berharap, ke depan upaya yang telah dilakukan membuahkan hasil sehingga warga Randuacir tidak lagi mengalami kesulitan air bersih saat kemarau. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)