SALATIGA, Lingkarjateng.id – Sejumlah karyawan pabrik di Kota Salatiga meminta pemerintah untuk meliburkan mereka saat pelaksanaan pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) pada 14 Februari 2024. Para karyawan pabrik mengaku kebingungan menggunakan hak pilihnya apabila saat pemungutan suara Pemilu 2024 tidak diliburkan.
Salah satu buruh pabrik itu adalah Wahyu (35). Ia mengatakan bahwa waktu pelaksanaan pemungutan suara pemilu tidak bertepatan hari libur dan sejauh ini belum ada keputusan apakah pada 14 Februari 2024 karyawan pabrik akan diliburkan atau tidak. Ini membuat bingung para karyawan yang pada saat pemungutan suara mendapat jatah bekerja pagi.
“Ya kami berharap saat pemungutan suara nanti ada kebijakan khusus agar bisa menggunakan hak pilih saat coblosan nanti,” ujarnya, Senin, 5 Februari 2024.
Wahyu menjelaskan, jam operasional pabrik tempatnya dibagi dalam tiga shift yakni pagi, siang, dan malam. Sehingga jika pada saat pemungutan suara tidak libur, maka karyawan yang bekerja shift pagi kesulitan menggunakan hak pilihnya.
“Maka dari itu, karyawan pabrik minta ada kebijakan agar bisa menggunakan hak pilihnya,” tuturnya.
Buruh pabrik di Salatiga, Nursiah (25), juga berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus untuk karyawan pabrik dalam partisipasi pesta demokrasi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali tersebut.
“Paling tidak, ada dispensasi waktu bagi buruh pabrik untuk menggunakan hak pilihnya. Kalau bisa diliburkan,” ucapnya.
Nursiah mengungkapkan, jarak antara rumah dengan pabrik tempatnya bekerja memang tidak terlalu jauh. Hanya, jika pada 14 Februari 2024 nanti tidak libur atau tidak ada kelonggaran waktu, maka buruh pabrik tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya kecuali membolos bekerja.
“Kalau membolos kerja, tentunya kami bisa terkena sanksi dari perusahaan. Untuk itu, kami berharap minimal kami diberi waktu beberapa jam untuk nyoblos,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga Yesaya Tiluata belum bisa dikonfirmasi terkait hal itu. Saat dihubungi melalui telepon selulernya, tidak terhubung. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)