Semarang, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota Semarang berencana mendirikan Akademi Wayang sebagai upaya regenerasi seniman dan pelestarian seni tradisional.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, akademi tersebut akan berkonsep seperti pesantren seni, tempat anak-anak belajar berbagai hal tentang dunia wayang secara mendalam.
“Peserta akan nyantri untuk belajar memahami karakter, berdialog, hingga tampil dalam pertunjukan nyata,” kata Agustina di sela kegiatan Festival Wayang Semesta di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Sabtu (8/11).
Menurutnya, peserta akan dilatih secara rutin dan diberi kesempatan memilih karakter yang ingin diperankan, seperti Srikandi, Pandawa, atau tokoh lain. Setelah memahami peran, mereka akan tampil setiap minggu di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS).
Sebanyak 50 anak akan mengikuti pelatihan tahap awal yang dibiayai melalui APBD Kota Semarang. Diharapkan, pada Hari Wayang Sedunia tahun depan, para peserta sudah mampu mementaskan satu lakon penuh bersama kelompok Ngesti Pandowo.
Selain mendirikan akademi, Pemkot Semarang juga akan menjadikan Festival Wayang Semesta sebagai agenda tahunan untuk mendorong minat generasi muda terhadap seni perwayangan.
Pemerintah kota juga menyiapkan restorasi bangunan Ngesti Pandowo, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional. Renovasi fisik akan dilakukan tahun ini, disusul perbaikan interior dan perlengkapan pertunjukan tahun depan.
Agustina menyebut, pelestarian wayang bukan hanya menjaga bangunan dan benda, tetapi juga memastikan nilai dan tradisinya tetap hidup di kalangan generasi muda.
“Manusia tidak hidup selamanya, tapi ilmu dan tradisi bisa abadi bila diteruskan kepada anak-anak,” ujarnya. (anta/red)


































