KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Samroti (59), seorang ibu di Dusun Sukorejo, Desa Bakalrejo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, harus menerima kenyataan pahit usai menemukan anak bungsunya tewas dengan cara gantung diri pada Kamis sore, 26 September 2024.
Kapolres Semarang, AKBP Ike Yulianto, melalui Kapolsek Susukan, AKP Sarminto, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait seorang pemuda inisial JM (24) yang ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon jati yang terletak di belakang rumahnya di Desa Bakalrejo.
“Dan yang menemukan pertama kali jenazah JM tergantung di pohon jati itu adalah ibunya sendiri, Samroti, saat hendak menuju kamar mandi yang juga terletak di belakang rumah mereka sekitar jam 15.30 WIB,” katanya pada Jumat, 27 September 2024.
Ia menjelaskan bahwa Samroti langsung berteriak histeris saat melihat jasad anaknya tergantung di pohon jati. Hal itu kemudian mengundang suaminya dan warga sekitar.
“Saat usai melihat anaknya tewas gantung diri di pohon jati yang memang berada bersebelahan dengan kamar mandi rumah itu, Ibu Samroti ini berteriak histeris, hingga ayah korban dan warga setempat langsung menuju sumber teriakan Samroti,” bebernya.
AKP Sarminto juga menerangkan bahwa saat petugas kepolisian dari Polsek Susukan tiba di lokasi kejadian, jasad JM sudah dievakuasi oleh keluarga bersama warga setempat.
“Saat pemeriksaan terhadap jenazah JM di awal kejadian ditemukannya jasadnya yang tergantung di pohon jati itu, memang tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Artinya, JM tewas karena murni nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” imbuhnya.
AKP Sarminto menduga bahwa korban JM nekat melakukan aksinya itu lantaran persoalan asmara yang tengah dialami korban.
“Berdasarkan keterangan keluarga, korban ini sehari-hari bekerja sebagai buruh dan kemungkinan menjalin asmara. Sehingga, kematiannya ini diduga karena persoalan asmara sehingga korban nekat bunuh diri,” tegasnya. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)