SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan memfokuskan pembangunan infrastruktur tahun 2026 pada pengendalian banjir serta peningkatan kemantapan dan keterhubungan jaringan jalan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menjelaskan bahwa dalam sektor pengendalian banjir tahun 2025, DPU telah meningkatkan kapasitas pompa di sejumlah lokasi rawan, di antaranya Rumah Pompa Kolonel Sugiono, Tawangmas, Plamongan Hijau, serta menambah unit pompa baru di kawasan Jalan Petudungan.
“Tidak hanya pompa, peningkatan sistem drainase juga dilakukan di berbagai titik, seperti saluran MT Haryono-Petudungan, Jalan Gajah-Aspol Kabluk, kawasan Dempel-Muktiharjo Kidul, Jatisari, hingga Saluran Tanjung,” katanya, Jumat, 19 Desember 2025.
Pada sektor jalan, Pemkot Semarang juga melaksanakan peningkatan kualitas sejumlah ruas strategis guna memperkuat aksesibilitas dan kemantapan jalan. Selain itu, pemeliharaan rutin jalan dan drainase terus dilakukan secara berkelanjutan.
Terkait anggaran, Agustina menyebut realisasi pembangunan infrastruktur hingga akhir 2025 telah mencapai sekitar 81 persen dari total pagu sebesar Rp384 miliar.
“Kami memastikan mutu pekerjaan tetap terjaga melalui pengawasan dan uji konstruksi secara berkala agar sesuai standar teknis,” ujarnya.
Ia menilai, pembangunan infrastruktur sepanjang 2025 telah selaras dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam menjawab persoalan banjir, kerusakan jalan, serta konektivitas antarwilayah.
Menurutnya, program penyelenggaraan jalan dan pengelolaan sistem drainase menjadi fondasi utama kebijakan tersebut.
Memasuki 2026, Agustina menyebut Pemkot Semarang akan memusatkan perhatian pada peningkatan konektivitas jalan penghubung kawasan hinterland serta upaya pengurangan banjir dan rob.
Program tersebut dilakukan melalui penguatan sistem drainase dan sinergi dengan proyek pengendalian banjir pemerintah pusat melalui BBWS Pemali Juana.
“Seluruh perencanaan 2026 diselaraskan dengan RPJMD Kota Semarang 2025-2029, dengan fokus utama pengurangan wilayah terdampak banjir dan rob serta peningkatan kemantapan jalan,” katanya.
Selain itu, prioritas strategis 2026 juga diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan wilayah, termasuk peningkatan akses kawasan hinterland serta penguatan pusat ekonomi dan destinasi wisata.
Sejumlah proyek yang disiapkan antara lain pembangunan Jembatan Tay Kak Sie dan Jembatan Akses Pengasapan Ikan Bandarharjo.
Agustina menargetkan, pada akhir 2026 tingkat kemantapan jalan Kota Semarang dapat melampaui 93 persen, sementara luasan kawasan terdampak banjir dan rob ditekan hingga di bawah 3 persen.
Ia juga mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur.
“Mulai dari penggunaan jalan sesuai kelasnya hingga tidak membuang sampah ke drainase dan sungai, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap fungsi infrastruktur,” pungkasnya.
Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Rosyid
































