REMBANG, Lingkarjateng.id – Warga Dusun Kedunglowo, Desa Landoh, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang merasa was-was ketika musim penghujan tiba seperti saat ini. Pasalnya, di daerah setempat rawan terjadi bencana tanah longsor akibat peristiwa tanah bergerak beberapa tahun lalu.
Salah seorang warga setempat, Juanto mengatakan lokasi tanah longsor disertai pergerakan tanah pernah terjadi di permukiman pinggir sungai sejak tahun 2014 lalu. Namun hingga saat ini tidak ada penanganan lebih lanjut.
Rekahan tanah, lanjut dia, semakin dekat dengan perumahan warga. Bahkan dinding bangunan sudah menggantung dan harus dipasang tiang penyangga darurat. Alhasil, warga harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap fenomena tanah gerak, utamanya ketika turun hujan deras.
Ia menambahkan, belum lama ini masyarakat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memasang rajeg bambu untuk mengantisipasi meluasnya tanah longsor. Namun ia berharap bisa ditangani dengan pembangunan tanggul permanen.
“Rekahan-rekahan baru sudah ada, setelah turun hujan deras beberapa kali. Masalahnya ini sudah mepet dengan rumah penduduk. Kalau cuma mengandalkan rajeg bambu, saya kira kok nggak akan kuat,” ujarnya.
Masuknya musim penghujan lebih cepat dari perkiraan, tambah dia, sejumlah warga yang tinggal di pinggir sungai selalu waspada. Apalagi ketika malam hari, ada yang meninjau titik tanah longsor. Dirinya mengaku saat curah hujan tinggi selalu merasa was-was.
“Ada rumahnya Pak Jari, Pak Tasmin dan Pak Legiman. Khusus Pak Legiman sudah pindah rumah, tapi masih punya kandang ternak di tempat itu. Yang diminta masyarakat bukan bantuan sembako, tapi penanganan permanen biar merasa tenang,” tandasnya.
Menurut Juanto, para pejabat terkait sudah mengetahui keluhan warga Dusun Kedunglowo. Oleh karena itu, ia mengingatkan lagi masalah tersebut sebelum bencana tanah longsor terjadi. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)