SALATIGA, Lingkarjateng.id – Kampung Pancuran, Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga yang dulu dikenal sebagai kampung kumuh, kini sudah bertransformasi menjadi lingkungan yang bersih, nyaman dan asri.
Seiring dengan perubahan lingkungan, perilaku sosial masyarakat juga berubah total dari yang dulu terkenal sebagai kampung preman sekarang menjadi kampung yang sangat ramah.
Perubahan Kampung Pancuran ke arah yang positif ini pun mendapatkan apresiasi dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga, Dance Ishak Palit. Menurutnya yang paling penting adalah perubahan perilaku masyarakat yang kini menjadi lebih ramah.
“Saya sangat mengapresiasi Kampung Pancuran. Itu bukan sekedar pada perubahan asesorisnya, bukan sekedar pada perubahan infrastrukturnya. Yang paling penting itu adalah perubahan perilaku, perubahan budaya masyarakat yang dulu dikenal sebagai preman kini berubah menjadi ramah terhadap kedatangan orang,” ujar Dance pada Selasa, 5 September 2023.
Dance menambahkan, Kampung Pancuran sekarang memiliki banyak potensi mulai dari kuliner hingga pariwisata dan kesenian. Selain itu, sejumlah warga Kampung Pancuran juga mengembangkan tanaman hidroponik yang kini telah memiliki nilai ekonomi.
Di sisi lain, Dance juga menyoroti budaya hidup bersih yang sudah melekat dalam diri masyarakat Kampung Pancuran.
“Lihat saja, sungai yang ada di Kampung Pancuran sekarang bersih dan dibuat ternak ikan. Dulu sungai itu sangat kotor. Sekarang jika ada warga yang membuang sampah di sungai pasti akan kena sanksi moral dari masyarakat,” ujarnya.
Disinggung mengenai pengembangan Pancuran sebagai kampung seni dan budaya serta lainnya, Dance mengatakan, ke depan potensi wisata di Kampung Pancuran akan dikoneksikan dengan tempat wisata Kalitaman. Ini untuk mengungkit roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pariwisata pasti akan membawa multi efek bagi lingkungan. Maka dari itu, kita dorong masyarakat untuk berinovasi agar perekonomian Kampung Pancuran terus meningkat,” ucapnya.
Menurut Dance, model penataan dan pengembangan Kampung Pancuran bisa direalisasikan di lingkungan lainnya. Bahkan penataan Kampung Pancuran bisa dijadikan model penanganan kampung-kampung kumuh di daerah lain.
“Memang, perubahan yang terjadi sangat kongkret di Kampung Pancuran tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ini harus ada dorongan kuat dari diri masyarakat serta tokoh yang handal dan disegani. Dan perubahan itu, butuh proses,” pungkasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Koran Lingkar)