SALATIGA, Lingkarjateng.id – Penjabat (Pj) Walikota Salatiga Sinoeng N Rachmadi menegaskan pihaknya akan menambah kuota bantuan rumah tidak layak huni (RTLH). Saat ini jumlah RTLH yang direhab sebanyak 108 rumah, dan ke depan diharapkan bisa mencapai 200 rumah dari anggaran APBD Salatiga.
Pernyataan ini ditegaskan oleh Pj Walikota Salatiga saat memberikan bantuan material kepada warga penerima bantuan, Eko Purnomo (43) di Dusun Gunungsari, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga pada Senin, 10 Oktober 2022. Ia mengatakan, bantuan RTLH ini juga diupayakan dari APBD Provinsi Jateng dan APBN.
“Saat ini dari data di DPKP yang direhab sebanyak 108 rumah yang sumbernya dari APBD Salatiga. Ke depan, kami akan terus menambah paling tidak mencapai 200 rumah agar angka kemiskinan semakin menurun di Salatiga ini, meski Salatiga sudah baik,” ungkap Pj Walikota Salatiga.
Bantuan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Salatiga dan DPRD Salatiga. Kemudian dikelola anggarannya oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP). Sedangkan, pengerjaannya melibatkan tenaga lokal sekitar dengan sistem saling membantu dan gotong royong warga.
“Indikator kemiskinan itu kan kondisi rumah. Memang Salatiga angka kemiskinan rendah dibandingkan angka di Jateng, namun bantuan untuk RTLH terus kami maksimalkan,” ucapnya.
Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit yang hadir dalam penyerahan material ini mengatakan, target penyelesaian RTLH di Salatiga pada 2026 sudah kelar semuanya.
“Kami akan support kepada DPKP Salatiga untuk terus mengoptimalkan bantuan demi perbaikan kondisi masyarakat. Termasuk anggaran akan kami pantau agar bisa meningkat tahun berikutnya. Target 2026 sudah beres semua, ” kata Dance Ishak Palit.
Sementara, Kepala DPKP Salatiga Eny Endang Surtini mengatakan, saat ini masih ada sekira 3.700 rumah yang harus mendapatkan bantuan.
“Jika satu rumah dibantu Rp 20 juta, maka masih dibutuhkan anggaran kurang lebih Rp 7,4 miliar sampai target selesai,” kata Eny.
Di sisi lain, rasa gembira terpancar dari penerima bantuan Eko Purnomo. Ia sudah membangun pondasi rumah 2018, namun tidak ada biaya untuk melanjutkan dan menyelesaikannya.
“Saya mendapat bantuan berupa material dan saya juga sudah memiliki material tambahan. Saya dan keluarga berterima kasih,” ujarnya. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)