DEMAK, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak telah menyediakan anggaran sebesar Rp 99.398.900 untuk 332 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter untuk menangani kekeringan di wilayah setempat.
Diketahui, sebanyak 58 desa dari 13 kecamatan di Kabupaten Demak diperkirakan bakal mengalami kekeringan di musim kemarau tahun ini.
Di samping itu, BPBD Demak hingga kini telah mendistribusikan 85 tangki air bersih di 14 desa yang sudah terdampak kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Demak Suprapto mengatakan bahwa batasan suplai pelaksanaan pendistribusian air bersih melihat kondisi desa tersebut.
“Kita melihat dari situasi keadaan desa. Misalnya hari ini kita targetkan enam tangki, tapi setelah melihat kondisi dan situasi di lapangan, kita menambah suplainya,” katanya.
Pihaknya juga memperkirakan, jumlah desa yang mengalami kekeringan diperkirakan akan bertambah seiring dengan situasi musim kemarau yang mengakibatkan berbagai sumber air mengering.
“Kalau seperti ini saya perkirakan kemungkinan bisa bertambah. Karena situasi keadaan beberapa bulan gak ada air. Di kantor kami sendiri yang sebelumnya gak pernah terjadi kemacetan sumur artesis, di tahun ini justru mengalami kemacetan karena pralonnya udah gak nyampe ke air,” terangnya.
Kondisi tersebut, kata dia, juga akan berpengaruh pada pembengkakan anggaran yang telah disiapkan BPBD Kabupaten Demak.
“Jadi 58 desa itu perkiraan dari BPBD ya. Nanti kita juga melihat, dari 58 desa itu mengalami kekurangan semua atau tidak. Sebab, kami juga mengalami kekurangan anggaran dan jumlah dropping,” ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya akan berusaha mencukupi kebutuhan masyarakat yang terdampak kekeringan. Dengan menggandeng BUMD, BUMN dan pengusaha guna mencari dana CSR untuk pemenuhan masyarakat terdampak kekeringan.
“Kalau semakin banyak, kami berusaha untuk mencukupi, mengikat BUMD, BUMN dan pengusaha guna mencari dana CSR untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sejumlah wilayah di Kabupaten Demak yang mengalami kekeringan, lanjut dia, kebanyakan sumber mata airnya dari sungai.
“Itu sungai yang dari saluran Kedungombo kan ditutup untuk perbaikan saluran-saluran, sehingga sungai-sungai mengalami asat dan Pamsimasnya gak bisa ngambil air,” bebernya. (Lingkar Network | M Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)