PATI, Lingkarjateng.id – Jumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama (Negeri) yang ada di Kabupaten Pati mengalami penurunan. Hal ini disebabkan, orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang menyediakan fasilitas boarding school. Penurunan ini sangat ketara, lantaran dari jumlah kuota sebanyak 10.672 lebih siswa, hanya terpenuhi 9.069 lebih siswa yang daftar ke SMP Negeri.
Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati, Fauzin Futiarso mengatakan. Sebanyak 37 SMP Negeri tidak mampu memenuhi kuota siswa.
“Dari 49 SMP Negeri di ati, 75 persen diantaranya kesulitan mencari siswa,” ungkapnya kemarin.
Pihaknya mengira, hal ini diakibatkan keberadaan boarding school yang tumbuh subur di Kabupaten Pati menjadi penyebabnya.
“Hingga saat ini, adanya sekolah menginap atau boarding school lebih diminati orang tua atau siswa,” jelasnya.
Selain itu, hal yang memantapkan para orang tua dan siswa memilih boarding school adalah pembelajaran luring ke daring. Pihaknya menilai, bahwa orang menilai bahwa pembelajaran daring tidak efektif. Sehingga banyak orang tua yang memilih menyekolahkan anaknya di boarding school.
“Jadi, penyelenggaraan sekolah secara daring ternyata kurang dinikmati orang tua. Orang tua meyakini, pembelajaran luring sangat diperlukan. Mengingat, pembelajaran itu tidak hanya mentransfer pelajaran saja,” paparnya.
Menurut Fauzi, jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) di Pati cenderung stabil. Tahun ini, lulusan SD mencapai 14.000 siswa yang tentunya memenuhi kuota siswa SMP yang ada di kisaran 10.000 siswa.
“Seharusnya, masuk SMP Negeri bisa tertampung. Tetapi ada beberapa SMP Negeri yang tidak kebagian siswa karena ada siswa yang daftar ke pondok pesantren atau SMP Swasta,” ucapnya. (Lingkar Media Group | Ibnu Muntaha – Lingkarjateng.id)