KUDUS, Lingkarjateng.id – Sekolah di Kudus sudah mulai mempersiapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Dalam mempersiapkan ANBK, sekolah juga perlu melakukan survei lingkungan belajar.
Survei lingkungan belajar dilakukan oleh Kepala Sekolah, guru, dan tenaga pendidik yang ada di sekolah. Pelaksanaan survei lingkungan belajar ini untuk memastikan kondisi kesiapan sekolah menghadapi ANBK. Salah satu sekolah di Kudus yaitu SD 1 Getas Pejaten juga turut mempersiapkan ANBK.
Kepala SD 1 Getas Pejaten, Titik Subekti menyampaikan bahwa, pihaknya sudah mempersiapkan terkait survei lingkungan belajar dan ANBK. Ia menjelaskan, survei lingkungan itu dilakukan dengan mengisi data mengenai kondisi sekolah ke sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Guru juga akan mengisi data mengenai cara pandang guru terhadap permasalahan seputar dunia pendidikan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait lainnya,” kata salah satu Kepala Sekolah di Kudus tersebut.
Proses pengisian data di Dapodik ini dijadwalkan akan mulai dibuka pada tanggal 22 Agustus 2022. Saat dibuka pendaftaran Dapodik, sekolah akan mulai mengisi data-data mengenai kondisi sekolah, termasuk dalam kesiapan menghadapi ANBK.
“Mungkin nanti yang diisikan itu seperti jumlah komputernya berapa dan kekuatan jaringannya berapa,” ujarnya.
Ia menyebut, total siswa kelas V di SD 1 Getas Pejaten yang akan menghadapi ANBK yakni sebanyak 29 siswa. Sementara, untuk jumlah laptop sekolah yang saat ini layak digunakan untuk ANBK sebanyak 15 unit.
“Sebenarnya ada 10 unit komputer lainnya, tapi lambat. Kalau digunakan untuk ANBK dikhawatirkan nanti lambat prosesnya,” ucapnya.
Kepala Sekolah di Kudus ini menambahkan, 15 unit laptop yang disiapkan untuk ANBK tersebut merupakan Chromebook bantuan dari pemerintah.
Pihaknya mengatakan, sudah mulai mengenalkan kepada siswa mengenai cara mengoperasikan laptop tersebut, agar siswa bisa lancar saat mengoperasikan laptop Chromebook untuk ANBK.
“Kami mulai mengenalkan soal penggunaan laptop Chromebook itu kepada siswa. Kemudian kami juga memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler komputer untuk mengenalkan penggunaannya,” paparnya.
Selain itu, pihak sekolah menyebut akan mulai intensif belajar soal-soal Higher Order Thingking Skill (HOTS) kepada siswa. Pasalnya, dalam ANBK saat ini diperkirakan akan ada lebih banyak soal uraian.
“Rencananya, saat ANBK akan kami bagi dua tahap, menyesuaikan daya dari WiFi sekolah kami. Kalau dipaksa jadi satu semua itu dikhawatirkan ada yang error atau tidak masuk. Jadi kita bagi dua tahap saja. Mudah-mudahan lancar,” ungkapnya.
Lebih lanjut Titik mengatakan bahwa, ANBK itu bukan untuk mengukur kondisi pribadi siswa masing-masing, melainkan untuk mengukur kondisi satu kesatuan sekolah.
“Jadi hasilnya nanti tidak mempengaruhi nilai pribadi individu. Hasilnya nanti dirangkum oleh pusat menjadi raport pendidikan sekolah,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)